Warga Perguruan Muhammadiyah Banyutengah Gelar Acara Kluputan, liputan Aisya Aliani kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Kesempatan masuk pertama, setelah libur Ramadhan dan Idul Fitri 1443 dimanfaatkan untuk halalbihalal warga perguruan Muhammadiyah Banyutengah, Senin (9/5/22).
Kegiatan halal bihalal ini diikuti seluruh siswa, guru dan karyawan Perguruan Muhammadiyah yang terletak di ujung barat Kabupaten Gresik ini. Mulai dari jenjang Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah. Semua tumplek blek kumpul jadi satu dalam kegiatan kluputan, maaf-memaafkan antara satu sama lain.
Bertempat di Masjid al-Hijrah perguruan Muhammadiyah Banyutengah yang berkapasitas 1.500 jamaah ini. Mereka tampak gayeng bersalaman. Ada juga yang mengatupkan kedua telapak tangan dan saling mendekatkan satu sama lain.
Dengan mengucapkan ungkapan, minal aidin wal faizin disabut dengan senyuman bibir yang mengembang sesama mereka.
Kisah Nabi Musa
Dalam tausiyah, guru sesepuh perguruan Muhammadiyah Banyutengah Syuhadak MPdI menyampaikan kisah kenabian Musa As. Dia mengatakan pemilihan kisah ini diharapkan bisa menjadi pelajaran baik, khususnya bagi siswa perguruan Muhammadiyah Banyutengah.
“Anak-anak, apa sebabnya Nabi Musa As tidak lulus ketika menjalani ujian dari Nabi Idris AS?” tanya Mudhir Ponpes al-Azhar pada siswa.
Tidak lulusnya Nabi Musa AS Karena ketidakpatuhannya akan nasihat yang diberikan Nabi Idris AS padanya. Ketika Nabi Idris berpesan pada Nabi Musa AS, jangan membantah, turuti saja apa yang menjadi perintahku.
Kenyataanya, Nabi Musa AS tidak mampu bersabar dan menahan diri sehingga melupa akan janji dan nasihat yang dipesankan pada dirinya dari Nabi Idris AS.
Pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini adalah kalau ingin lulus, maka kalian harus patuh dan menjadi anak yang penurut pada guru kalian semua.
Gemblengan Ramadhan
Dalam sambutannya, kepala MTs Muhammadiyah 6 (Matsmunam) Banyutengah Anshori SThI menyampaikan ucapan taqabbalallahu minna wa minkum taqabbal yaa kariim kepada seluruh hadirin.
“Selepas gemblengan Ramadhan selama sebulan dan melewati idul Fitri, harapannya warga perguruan Muhammadiyah menjadi fitri,” ungkapnya.
Dia memaparkan untuk menjadi fitri, maka semua dewan guru saat mengajar siswa, harus menggembirakan dan menyenangkan bagi seluruh siswanya. Jangan ada perasaan anak didik yang takut atau terintimidasi gurunya.
“Bagi siswa pun sama, karena fitri, maka kalian harus patuh dan taat pada guru kalian. Perhatikan dan dengarkan semua pelajaran serta nasehat guru kalian. Kalau demikian, maka insyallah kelak kalian akan menjadi orang sukses dan hidupnya berbahagia,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.