Smamio Songsong Paradigma Baru Sekolah Penggerak, liputan Yanita Intan Sariani, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Bertajuk Menyongsong Paradigma Baru Sekolah Penggerak, SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik (Smamio) menyelenggarakan Sharing Session program sekolah penggerak, Jumat (13/5/22). Pengawas SMA Cabang Dinas Kabupaten Gresik Margiyanto SPd MPd mengupasnya dalam kegiatan ini.
Margiyanto mengawali penyampaian materinya dengan ucapan selamat kepada Smamio karena masuk menjadi sekolah penggerak. Ucapan selamat ini disambut antusias dan gembira oleh guru Smamio yang memang sudah siap menjadi bagian dari sekolah penggerak.
Program sekolah penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program ini akan mengakselerasi sekolah untuk bergerak maju. Pembelajaran dengan paradigma baru dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran yang terdiferensiasi sehingga setiap siswa belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya.
“Kurikulum berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Terdapat berbagai episode dalam merdeka belajar. Hal inilah yang menjadi latar belakang munculnya kurikulum baru, yaitu kurikulum merdeka,” tuturnya.
Bagi Margiyanto, yang menjadi salah satu pusat perhatian dalam kurikulum ini adalah Karakter Pelajar Pancasila. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia yang memiliki semangat belajar sepanjang hayat, memiliki kompetensi global, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
“Enam ciri utamanya yaitu, beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.”
Profesional Guru Ditantang
Margiyanto menjelaskan guru penggerak merdeka belajar harus mampu menjadi pembelajar dan agen perubahan di sekolah, serta mampu menjalin dan mengembangkan peningkatan mutu pendidikan. Guru ditantang untuk melakukan akselerasi terhadap perkembangan informasi dan komunikasi. Kreativitas terhadap pengembangan belajar dan strategi mengajar menjadi hal yang harus di-update terus sesuai dengan pekembangan zaman dan tipe siswa yang belajar tersebut.
“Cara model pembelajaran antara guru satu dengan yang lain berbeda diizinkan, asal memiliki tujuan yang sama. Selain itu, grow mindset atau pola pikir tumbuh memberikan makna bahwa tidak pemikiran bahwa siswa itu bodoh. Semuanya pintar dengan kemampuannya masing-masing. Sehingga pelayanan terhadap siswa bisa diwujudkan,” ujar Pelatih Ahli Angkatan 1 Program Sekolah Penggerak.
Selaras dengan Kepala sekolah Smamio Hari Widianto MPd yang menyampaikan saat sambutan awal, bahwa kegiatan ini bertujuan agar guru-guru memiiki pengetahuan dan wawasan terkait sekolah penggerak sehingga bisa memberikan pelayanan terbaik bagi peserta didik.
Kemasan Sharing Session
Kegiatan ini tidak hanya sekadar penyampaian materi saja, ada pula post test untuk seluruh peserta dengan Quizziz. 35 guru dan undangan dari sekolah Mugeb yang lain antusias mengikuti post test yang dirasa tidak menjemukan karena langsung tahu hasil jawaban dan skornya. Selain itu ada juga pembagian doorprice yang menambah keseruan kegiatan ini.
Menurut Wakil Bidang Kepala sekolah bidang Pengembangan Pendidikan Ulyatun Nikmah SPd yang juga menjadi ketua pelaksana Sharing Session ini, kegiatan ini memiliki tujuan untuk memberikan bekal bagi guru untuk menyongsong pelaksanaan sekolah penggerak tahun ajaran baru 2022-2023.
“Sekaligus nantinya ada pelatihan pelatihan yang lebih intensif bagi guru untuk upgrade kompetensi menghadapi paradigma kurikulum baru merdeka belajar,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.