Mengapa Gaji Guru Muhammadiyah Pas-pasan tapi Bisa Sekolahkan Anak sampai Sarjana? Liputan Mohamad Su’ud, kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Soal gaji guru Muhammadiyah yang pas-pasan menjadi topik pembahasan menarik dalam acara PPDB Move on yang dilaksanakan SMK Muhammadiyah 6 Modo Lamongan Jawa Timur, Jumat (13/5/2022).
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, Fathurrahim Syuhadi, di hadapan 20 guru dan karyawan di aula ruang guru.
Bertemu Teman Lama
Mas Rahim, sapaannya, mengawali dengan kisah tukar nasib antara guru dan kuli. Dalam sebuah pertemuan di Cengkareng yang tidak direncanakan dia bertemu teman lama yang sudah 20 tahun belum pernah bersua.
“Kami saling bercerita tentang kehidupan, pekerjaan, anak, dan keluarga,” kisahnya.
Teman saya tadi, lanjutnya, bertanya tentang gaji saya yang sedikit, tapi penampilannya sangat berwibawa dan rapi. Temannya itu lalu membandingkan dengan dirinya yang kerjanya sebagai kuli, pakaiannya kusut dan pola keseharian kurang teratur.
“Bagaimana kalau kita tukar nasib. Kamu menjadi guru dan saya menjadi kuli,” kata Rahim sambil tertawa.
Dengan cepat temannya menjawab, “Ya nggak mau. Tidak sanggup.”
Pertemuan sore itupun berlangsung penuh akrab dan canda tawa.
Mensyukuri Apa yang Ada
Dari kisah tersebut, Rahim memberikan pesan kepada para guru agar selalu bersyukur dengan apa yang sudah diberikan Allah. “Menjadi guru Muhammadiyah barakahnya besar, jadi jangan berkecil hati,” tandas Ketua Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) periode 1990-1992.
Lalu, dia menceritakan tentang masa lalunya yang ditawari menjadi pegawai negeri, namun ditolaknya. Ia lebih memilih menjadi guru Muhammadiyah.
“Kami bangga menjadi guru Muhammadiyah. Kebanggaan ini saya sampaikan kepada anak-anak kami,” ungkapnya dengan semangat sambil berharap agar rasa bangga ini juga dimiliki oleh guru dan karyawan SMK Muhammadiyah 6 Modo.
Baca sambungan di halaman 2: Mengapa Gaji Sedikit Bisa Hidup?