PWMU.CO – Sekjen MUI Buya Amirsyah: Ukhuwah Harga Mati. Hal ini disampaikan Amirsyah Tambunan Sekjen MUI dalam acara halalbihalal yang dilaksanakan di kampus IV Universitas Muhammadiyah Bengkulu, secara hybrid Senin, (16/5/22).
Dia mengatakan, Silaturahmi halalbihalal merupakan tradisi Muhammadiyah sejak 1924. Ini pula yang harus menjadi budaya bagi keluarga besar Muhammadiyah se-Provinsi Bengkulu.
Dalam tausiahnya Sekjen MUI Amirsyah Tambunan menyampaikan Idul Fitri harus dapat dijadikan momentum untuk memperkuat pepedulian sosial, kohesivitas sosial sesama warga persyarikatan dan anak bangsa. Sehingga dapat saling asah, asih dan asuh.
Buya Amirsyah, sapaannya juga menyampaikan Muhammadiyah harus mampu berperan lebih luas dalam berbagai aspek kehidupan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah strategis antara lain:
Pertama, kebersamaan dan kekompakan umat Islam dengan memberikan pemahaman semua umat Islam adalah pengikut Muhammad (Muhammadiyah).
“Kita membutuhkan Nahdlatul Ulama (NU) untuk menjadi perekat dan pemersatu umat. Juga memerlukan jamaah saling berinteraksi membutuhkan Al Jam’iyatul Washliyah, juga mengharuskan umat untuk bersatu melalui Persatuan Umat (PUI) dan Al Ittihadiyah, Persis, dan lain-lain,” ujarnya.
Dia menambahkan, lebih dari 70 ormas yang berhimpun di MUI merupakan kekayaan yang harus di rawat oleh bangsa ini.
Kedua, peran strategi Muhammadiyah membangun sumber daya insani melalui lembaga pendidikan Muhammadiyah dari TK hingga perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM)
Oleh sebab itu menurut Buya Amirsyah ukhuwah merupakan harga mati seperti halnya juga NKRI harga mati. Artinya NKRI menjadi kuat karena persatuan dan kesatuan umat untuk mengatasi berbagai perkembangan bangsa.
“Pilihan partai boleh beda tapi ukhuwah tetap utuh yakni ukhuwah Islamiyah, basyariah, dan wathaniyah.
Kiprah PWM Bengkulu
Ketua PWM Bengkulu Dr Syaifullah mengatakan, persyarikatan Muhammadiyah di Bengkulu terus berkhidmat melakukan pembangunan di berbagai bidang seperti perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) hingga kini telah mampu membebaskan lahan kampus menjadi milik persyarikatan Muhammadiyah.
Ini salah satu kiprah Muhammadiyah di Bengkulu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Syaifullah juga berpesan keluargan besar Muhammadiyah siap menyukseskan Mukmatar Ke-48 Muhammadiyah, November 2022 di Solo Jawa Tengah.
Pada saat yang sama Gubernur Bengkulu Dr Rohidin berterima kasih atas kontribusi Muhammadiyah kepada bangsa Indonesia sebelum Indonesia merdeka, Muhammadiyah telah berdiri (1912). Oleh karena itu pemerintah sangat membutuhkan Muhammadiyah baik dalam mengola bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, maupun sosial dan dakwah. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni