Siswa SDMM Ikuti IPT Cambridge; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Muhammad Ilham Yahya.
PWMU.CO – Siswa kelas III International Class Program SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik melaksanakan International Progression Test (IPT) Cambridge ID 110 Centre Universitas Negeri Malang (UM), Rabu-Jumat (18-20/5/22).
Setiap hari, siswa mengerjakan satu muatan Cambridge. Mereka terjadwal mengerjakan English as Second Language (EaSL) pada Rabu (18/5/22), berikutnya matematika (19/5/22), dan terakhir sains (20/5/22).
Wali kelas sekaligus guru bahasa Inggris kelas III Mars Nur Yanidha Qomariyah SPd memandu pelaksanaan ujian EaSL di kelas III itu dengan pengawasan dari panitia UM melalui Google Meet. Ada 28 siswa di kelas tersebut yang mengikuti dengan baik dan lancar.
Untuk EaSL ini siswa perlu menyelesaikan tiga paper (lembar) yang terdiri dari soal reading, listening, dan writing. Banyak siswa merasa tertantang saat mengerjakan soal di bagian Listening dan Writing.
Nur—panggilan akrabnya—mengungkap sempat khawatir dengan materi ujian EaSL di bagian Listening. Meskipun, dia telah melatih siswanya untuk mencoba mengerjakan Listening selama beberapa pertemuan review. Baik secara offline di kelas maupun online melalui Google Meet selama liburan setelah lebaran.
“Anak-anak perlu diajak lebih banyak berlatih memahami soal Listening karena konten materinya sudah sesuai dengan batas kemampuan mereka,” imbuhnya.
Latih Jujur
Para siswa serempak mulai mengerjakan pukul 07.30 WIB sampai 08.15 WIB untuk paper pertama. Kemudian berlanjut pukul 08.15 WIB sampai 08.35 WIB untuk paper kedua. Terakhir, mereka mengerjakan paper ketiga pada pukul 08.45 WIB sampai 09.15 WIB.
Usai mengerjakan EaSL, para siswa diajak review persiapan ujian di hari selanjutnya, yaitu Mathematics Cambridge.
Nur Yanidha Qomariyah berharap, “Anak-anak bisa berlatih kejujuran dan fokus dalam melaksanakan ujian. Karena tidak ada pengawasan dari panitia secara langsung, namun melalui online via Google Meet.”
Dari sini, menurutnya para siswa bisa membedakan kapan waktunya belajar dan ujian. “Terkadang beberapa siswa masih belum mampu membedakan waktunya belajar dan ujian,” ungkapnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN