UAS, Islamofobia, dan Telaah Natsir; Oleh M. Anwar Djaelani, penulis buku-buku dan peminat masalah sosial-kemasyarakatan
PWMU.CO – Siapa bilang Islamofobia tak ada? Jika tak ada, Ustadz Abdul Somad (UAS) tak akan ditolak masuk Singapura pada 16 Mei 2022 lalu. Jika tak ada, tak mungkin PBB pada 2022 menetapkan 15 Maret sebagai “Hari Internasional Memerangi Islamofobia”.
Apa Islamofobia? Islamofobia adalah berbagai sikap negatif terhadap Islam dan umat Islam. Bentuknya bisa seperti prasangka, diskriminasi, ketakutan, dan kebencian. Adapun fobia itu, dapat dengan sengaja ditumbuhkan oleh pihak tertentu yang tidak menyukai Islam.
Iya, adakah Islamofobia? Bacalah ini: “Singapura Tuduh Ustadz Abdul Somad Ekstremis”. Disebutkan, UAS ke Singapura pada 16 Mei 2022 untuk liburan. Imigrasi Singapura menahan sang ulama dan menginterogasinya. Setelah itu dia dan rombongannya diminta balik ke Indonesia.
Adakah alasan penolakan? ”Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura,” demikian keterangan resmi Singapura pada 17 Mei 2022.
Bagi yang mengenal UAS tentu bisa menilai kualitas penjelasan Singapura tersebut. Bahwa, sejauh yang bisa kita ikuti, tak ada jejak ekstrimisme di diri beliau. Maka, hanya karena Islamofobia saja-lah Singapura bersikap seperti itu.
Kini, kita makin punya catatan lengkap adanya Islamofobia di berbagai penjuru. Lihatlah, sekadar menunjuk beberapa contoh sebelumnya, berikut ini.
“Kasus Islamofobia Meningkat Signifikan di Prancis” ( baca republika.co.id 30 Januari 2021); “Kasus Diskriminasi terhadap Muslim di AS Meningkat” (baca republika.co.id 26 April 2022); ”Larangan Jilbab, MUI: Islamophobia Sangat Kental di India” (baca republika.co.id 12 Februari 2022).
Langkah Benar
Kembali kepada berita “PBB Tetapkan 15 Maret Hari Internasional Memerangi Islamofobia” (tempo.co). Disebutkan, Majelis Umum PBB menyetujui resolusi yang menetapkan 15 Maret sebagai Hari Internasional untuk Memerangi islamofobia. Keputusan itu diambil pada 15 Maret 2022.
Adapun tanggal 15 Maret dipilih untuk memperingati serangan terhadap jamaah shalat Jum’at di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru. Serangan pada 2019 itu menewaskan 51 orang dan menyebabkan 40 orang luka-luka.
Atas keputusan PBB itu, “MUI Apresiasi Hari Internasional Memerangi Islamofobia” (www.republika 21 Maret 2022). Saptomo-Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional MUI-mengatakan, “PBB berarti mengakui adanya fakta telah terjadi peningkatan diskriminasi, intoleran dan kekerasan terhadap berbagai kelompok agama, termasuk kelompok Muslim”.
Saptomo benar! Lihatlah, sekadar misal, beberapa contoh kasus yang telah disebut di atas.
Baca sambungan di halaman 2: Dua Sebab