Guru MIM 1 Kota Probolinggo Raih Yudisium Terbaik FAI Umsida, liputan kontributor PWMU.CO Kota Probolinggo Hanafi.
PWMU.CO – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melaksanakan Yudisium XXXVIII Fakultas Agama Islam (FAI). Yudisium ini diikuti 135 peserta terdiri dari Program Studi (Prodi) Magister Manajemen Pendidikan Islam, Pendidikan Bahasa Arab, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Perbankan Syariah dan Mahad Umar bin Khattab (D2), Kamis(19/05/2022).
Pada saat dibacakan Surat Keputusan Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo No.685/II.3.AU/05.00/B/KEP/II/2022 tentang Yudisium Terbaik pada Yudisium ke XXXVIII dengan lampiran Surat Keputusan No.263/II.3.AU/05.00/D/KEP/II/2022, pada urutan nomor 1 disebutkan atas nama Nurul Hadi sebagai Yudisium Terbaik.
Nurul Hadi dinobatkan sebagai Yudisium Terbaik pada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam dengan IPK 3,98. Nurul Hadi merupakan guru Agama Islam di MI Muhammadiyah (MIM) 1 Kota Probolinggo.
Bangga Menjadi Mahasiswa Umsida
Dalam sambutan yudisium terbaik, Nurul Hadi menyampaikan selama menjalani proses perkuliahan di kampus Umsida, banyak sekali mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru.
“Termasuk ilmu tentang mengelola lembaga pendidikan Islam. Di samping itu sangat terkesan dengan keakraban dan kekuatan emosional teman-teman. Baik yang dari Kota dan Kabupaten Probolinggo, dari tuan rumah Sidoarjo, dari Gresik serta yang dari Lamongan,” ujarnya.
Banyak orang berkata, lanjutnya, teknologi menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Tetapi bagi kami hubungan juga bisa kuat dengan komitmen yang kuat dan dengan rasa senasib sepenanggungan.
“Memang dengan virtual ilmu yang didapat tidak sempurna. Namun dengan pressing dan kompetensi para dosen maka program ini bisa terselesaikan dengan tiga semester saja. Teruntuk Umsida ada lima kata yang mewakili perasaan kami. Kami Bangga menjadi Mahasiswa Umsida,” ungkapnya.
Resep Raih Terbaik
Menurutnya ada tiga langkah yang dilakukan sehingga menjadi yudisium terbaik. Pertama mengatur waktu antara pekerjaan dan kuliah. Perkuliahan dan pekerjaan benar-benar terjadwal. Keduanya harus saling mendukung karena keduanya sama-sama penting.
“Yang kedua adalah komunikasi dengan dosen dan pimpinan tempat kerja. Selalu mengkomunikasikan secara terbuka kepada pimpinan tempat kerja terkait dengan perkuliahan yang sedang dilakukan. Sehingga muncul kesepahaman kedua belah pihak,” paparnya.
“Juga harus aktif berkomunikasi dengan para dosen terkait tugas-tugas kuliah. Sehingga dapat diselesaikan dengan maksimal. Kemudian dalam mengikuti perkuliahan secara virtual tidak mematikan video saat zoom, kecuali atas permintaan dosen,” imbuhnya.
Ketiga, sambungnya, adalah doa. Ini karena doa menjadi satu-satunya kekuatan dan harapan bagi orang yang beriman tatkala segala ikhtiar telah dilakukan. “Pesan dosen yang selalu teringat adalah menjadi mahasiswa tidak cukup bermodal pandai, tetapi harus rajin dan tekun,” tuturnya.(*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.