PWMU.CO– Membaca dalam Gelap tulisan Windi Nur Fadhilah, siswa tuna netra kelas XI IPS 1 Muhammadiyah Boarding School Smamsatu Gresik meraih juara 2 Lomba Menulis di acara Festival Hari Buku Nasional 2022.
Lomba itu diselenggarakan oleh IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) Jawa Timur. Pemenang lomba diumumkan dalam acara di Maspion Square Surabaya, Ahad (22/5/2022).
Acara tersebut dihadiri oleh istri Wakil Gubernur Jawa Timur, Hj Arumi Bachsin SE, yang menyerahkan hadiah kepada pemenang lomba.
Bukan main gembiranya Windi mendapatkan juara itu. ”Persiapan saat menulis adalah mencari referensi untuk tema. Setelah itu konsisten menulis hingga selesai. Sisanya serahkan kepada Allah swt,” katanya.
Dia menyampaikan, motivasi menulis dalam lomba ini adalah keinginannya memberikan kebahagiaan untuk orang-orang tersayang, orangtua dan masa depannya.
Windi Nur Fadhilah menulis dengan memanfaatkan perangkat talkback di HP android. Perangkat ini bisa mengubah suara menjadi tulisan. Jadi proses menulisnya, dia bercerita dengan runtut. Setiap kalimat yang diucapkan diubah menjadi tulisan di layar HP.
Setelah selesai tulisan itu dipindahkan ke laptop oleh guru pembimbingnya, Ayu Ekasanti SPd. Gurunya ini yang merapikan dan mengedit tulisannya.Tulisan itu lantas diberi judul Membaca dalam Gelap. Setelah jadi kemudian dikirimkan ke panitia lomba IKAPI.
Isi tulisannya, pengalaman dia membaca buku menggunakan aplikasi pembaca layar. Meskipun dia memiliki keistimewaan terlahir tuna netra, tetapi memiliki semangat membaca dan menuangkan apa yang ada di pikirannya ke dalam tulisan.
Windi memang ingin menjadi penulis profesional. ”Menulislah dari hal-hal yang kecil, menulis itu bukan kelebihan tetapi kebutuhan serta harapan. Menjadikan menulis sebagai bagian hidup, mencari pelajaran dari setiap kata,” ujarnya.
Dia berharap bisa menginspirasi bagi teman-temanya untuk berkarya dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.
Sekolah Penggerak
Muhammadiyah Boarding School Gresik atau SMA Muhammadiyah 1 Gresik (Smamsatu) merupakan sekolah penggerak. Setiap potensi siswa dikembangkan menjadi prestasi sesuai passion.
Smamsatu juga menerima peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) dengan pendampingan guru khusus (GPK). Smamsatu menjadi sekolah ramah anak bebas perundungan.
Penulis Yulia Dwi Putri Rahayu Editor Sugeng Purwanto