Melawan Tradisi Lokal, Baru Nikah Dua Pekan Harus Ikut Diksuspala, Harus Ikut Diksuspala, liputan Mohamad Su’ud kontributor PWMU.CO Lamongan, Kepala SMK Muhammadiyah 6 Modo Lamongan,
PWMU.CO – Kesempatan mereguh kebahagiaan dan suka cita setelah menikah terpaksa ditunda Hasin Kholuqi. Pasalnya, dua pekan setelah pernikahannya, dia harus menjalankan tugas.
Hasin Kholuqi, menceritakan kisahnya kepada PWMU.CO, di sela mengikuti Fieldtrip School Benmarch Diksuspala di SMK Muhammadiyah 1 (SMK Mutu) Pandaan, Pasduruan, Selasa (31/5/2022).
Tanggal 16 Mei 2021, adalah hari bersejarah dalam hidup Luqi— panggilan keseharian. Dia mengakhiri masa lajangnya, menikah dengan seorang wanita bernama Fitri Agustiana Ningsih.
Masa-masa kemesraan begitu pendek. Namun cepat-cepat Luqi harus menundukkan rasa ego. Ia harus mendahulukan kepentingan umat. Persyarikatan memanggil.
Satu bulan sebelum menikah, Luqi dihubungi oleh Kepala SMK Muhammadiyah 4 Bawean agar mendaftarkan diri sebagai peserta Pendidikan Khusus Kepala Sekolah (Diksuspala) Special Edition 2022. Luqi tidak bisa berkata-kata kecuali menjawab, ‘iya’. Padahal dia tahu dalam waktu dekat akan melangsungkan akad nikah.
Satu bulan kemudian ada pengumuman seleksi. Luqi dinyatakan lolos. Setelah itu, dia segera menyiapkan berkas-berkas registrasi kepada panitia sampai batas waktu tanggal 25 Mei 2022.
“Saya anggap ini sebagai kesempatan bagi saya untuk belajar. Apalagi ini kegiatan bergengsi, Diksuspala,” tuturnya.
Baca sambungan di halaman 2: Melawan Tradisi Lokal