Forum Perdamaian Dunia Akan Digelar Jelang Muktamar Ke-48 Muhammadiyah; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Sepakat dengan Mantan Dubes Indonesia untuk Inggris Dr Rizal Sukma, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tahun 2005-2015 Prof M Din Syamsuddin MA PhD menyatakan perlunya meningkatkan fungsi lembaga hubungan dan kerja sama luar negeri, Selasa (30/5/22).
“Tidak hanya lembaga seperti sekarang, ada pusat-pusat. Tidak hanya kajian-kajian, tapi lebih nyata lagi di universitas-universitas Muhammadiyah,” tuturnya ketika menjadi narasumber di Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah 48 bertema Peran Internasionalisasi Muhammadiyah dalam Perdamaian Dunia.
“Mas Rizal Sukma, mantan Direktur Center of Strategic and International Studies (CSIS), adalah seseorang yang berada di balik layar pada peran-peran internasional Muhammadiyah pada masa kami menjadi PP Muhammadiyah 2005-2015. Bahkan sebelumnya, pada era kepemimpinan almarhum Buya Syafii Maarif,” ulasnya.
Menurutnya, banyak pikiran-pikiran Rizal Sukma yang memengaruhi, bahkan membuka jejaring bagi Muhammadiyah. “Beliau pula yang mendorong dan membantunya mendirikan Center for Dialogue and Cooperation among Civilization (CDCC) yang masih aktif sampai sekarang,” ungkapnya.
Agar Islam Indonesia Tak Dianggap Remeh
Prof Din lantas teringat pada forum Islam tingkat dunia, Islam di Indonesia masih dianggap remeh. “Dilecehkan dalam tanda kutip, dilihat dengan sebelah mata. Bagi mereka, Islam di Indonesia itu Islam sinkretik,” jelasnya.
Menghadapi tantangan sekaligus peluang ini, Prof Din pernah berdiskusi dengan mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) almarhum KH Ahmad Hasyim Muzadi. “Bagaimana? Kita jangan terundang terus, mari kita mengundang!” ujarnya.
Maka lewat NU, Hasyim Muzadi melaksanakan International Conference of Islamic Scholar (ICIS). “Seluruh tokoh dunia Islam diundang dan cukup berhasil,” terangnya.
“Sedangkan di Muhammadiyah, dengan dorongan Mas Rizal Sukma, CDCC—lembaga kita bersama—kita mengadakan World Peace Forum sekali dua tahun, sejak 2006,” ungkapnya.
Salah satunya, pada tahun 2010, jelang Muktamar di Yogya. Kemudian dia mengumumkan, “Insyaallah yang ke-9, CDCC dengan mitranya dari Kuala Lumpur, Chengho Multiculture Education Trust, akan mengadakan menjelang muktamar Muhammadiyah (2022).”
Prof Din juga menginformasikan, pihaknya sudah mengirim surat tertulis, Selasa (30/5/22). “Mengajak UMS (Universitas Muhammadiyah Solo) untuk bekerja sama mengadakan The 9th World Peace Forum. Akan kita undang sekitar seratus tokoh dunia lintas agama, profesi, intelektual, kadangkala juga ada satu-dua pengusaha, untuk bisa diselenggarakan sekaligus menjadi kegiatan jelang muktamar tanggal 15-17 November,” jelas dia.
Akhirnya, Prof Din menegaskan permintaannya secara lisan di forum itu. “Dengan catatan, CDCC menanggung tiket para tokoh dunia, tapi UMS menyediakan akomodasi untuk berada di Solo ini dan kepada PP Muhammadiyah, mohon izin mereka juga dapat diundang ke pembukaan muktamar pada tanggal 18,” pintanya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni