PWMU.CO – Wabah PMK Belum Reda, Ini yang Dilakukan SMK Peternakan. Wabah penyakit mulut dan kaki (PMK), belum juga redah. Bahkan semakin mengganas. Banyak kegelisahan yang dirasakan warga. Salah satunya di Desa Tritunggal,Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan.
Hal inilah yang mendorong SMK Muhammadiyah 6 Modo, langsung turun lapangan untuk melakukan edukasi dan tindakan pengobatan. Seperti yang dilakukan hari Sabtu (11/6/2022).
Subandi, salah satu warga, memberikan informasi bahwa ada empat sapi yang terkena penyakit terindikasi PMK. “Alhamdulillah, dua di antaranya sudah berangsur membaik, karena ditangani oleh tenaga medis hewan SMK Muhammadiyah 6 Modo. Saya sudah melihat langsung di lokasi,” tandasnya.
Tanggung Jawab Profesi Pendidikan
Dihubungi PWMU.CO, Kepala SMK Muhammadiyah 6 Modo Mohamad Su’ud menyampaikan aksi sosial edukasi dan pengobatan ini merupakan bentuk tanggung jawab moral sebagai SMK yang berbasis pertanian dan peternakan. “Sudah lama kami merencanakan aksi ini. Ini merupakan titik start, selanjutnya kami akan berpindah ke lokasi lain,” tandas pria yang lahir tahun 1974, ini.
Sementara itu, menurut laporan yang kami terima, ada tujuh siswa yang ikut terlibat. Yaitu Adit Arifin, Ahmad Yuda Pratama, Triyo Nova Diansyah, Bagas Aji Kusuma, M. Abdul Wahab, Ikuk Tri Prasetyo M.D., dan Ferdi Dwi Maulana H. Adapun dari guru pendamping adalah: Lasmono, Budi Utomo, Iswandi, Israwan, Cahyo Widodo, dan Situ Zulaikah.
“Hari ini kami akan melakukan sanitasi kandang kepada pemilik kandang di wilayah Desa Tritunggal, sebagai tindak lanjut dari edukasi yang sudah kami lakukan sebelumnya,” kata Budi Utomo, koordinator lapangan aksi.
Rendra, tokoh muda dari Tritunggal, mengungkapkan kesannya terhadap aksi sosial. “Luar biasa, kami sangat senang dan merasa bersyukur aksi ini, di tengah wabah yang yang belum usai, SMK Muhammadiyah Lamongan yang memiliki Jurusan Kesehatan Hewan langsung tanggap,” ungkap aktivis pria yang juga aktif di media sosial, ini.
Suka Cita Pedagang Sapi
Duha, salah satu pedagang sapi asal Tritunggal merasa gembira karena sapi miliknya berangsur membaik. “Saya sangat bersyukur, sapi saya sudah membaik. Sapi yang awal mulutnya berbusa, melepuh dan mengeluarkan saliva (air liur), akhirnya empat hari setelah pengobatan menjadi berkurang,” kesannya, sambil matanya berkaca-kaca.
Pesimisme Duha terobati. Awalnya dia merasa pasrah karena tidak bisa melakukan apa-apa. “Saya mendapat kabar dari salah satu teman bahwa ada SMK peternakan yang bisa menangani jenis penyakit ini, akhirnya kami mengubungi,” kenangnya.
Iswandi, tenaga medis dari SMK Muhammadiyah 6 Modo, yang ikut dalam aksi, berpesan kepada para pedagang dan pemilik sapi agar selalu menjaga kebersihan kandang. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni