Lima Spirit Al-Ashr Membentuk Pribadi Kader Muhammadiyah, liputan kontributor PWMU.CO Kabupaten Jember Wulidatul Aminah.
PWMU.CO – KH Ahmad Dahlan membuat kader persyarikatan salah satu medianya yakni spirit surat al-Ashr. Tema ini diangkat oleh Sekretaris Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember Dr Dhian Wahana Putra MPdI dalam Pengajian Ahad Pagi yang dilaksanakan secara hybrid, Ahad (12/6/2022).
Ustad Dhian, sapaan akrabnya, menyampaikan karena seringnya KH Ahmad Dahlan mengkaji surat al-Ashr, beliau dikenal dengan Kiai wal ashr. Meski di berbagai literatur tentang Muhammadiyah, sering kita jumpai kajiannya berisi dengan teologi al-Maun atau yang baru yakni teologi al-Insyirah, KH Ahmad Dahlan juga pernah mengajarkan teologi surah al-Ashr.
“KH Hajid menuturkan bahwa Kiai Dahlan malah lebih lama mengajarkan surat al-Ashr. Lamanya sekitar 8 bulan. Untuk itu pada kajian saat ini, mari kita bersama-sama belajar apa saja keistimewaan surat al-Ashr sampai dijadikan kurikulum sentral yang diajarkan KH Ahmad Dahlan,” ujarnya.
Pribadi Disiplin
Dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Jember ini menjelaskan sebagai kader Persyarikatan Muhammadiyah, tidak hanya yang muda tapi kader-kader yang lain juga perlu bersama-sama mencapai tujuan, visi misi dan cita-cita yang dimiliki Persyarikatan Muhammadiyah.
“Jika kita merujuk pada spirit surat al-Ashr, itu artinya kita harus memiliki pribadi yang disiplin agar menghasilkan karakter hidup pribadi yang produktif,” ungkapnya.
“Kader Muhammadiyah yang memanfaatkan waktu dengan produktif agar nantinya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan mengatur waktu dengan baik. Maka jangan sekali-kali memberi pekerjaan kepada orang yang menganggur. Kenapa? Karena pekerjaan yang kita amanahkan akan dikerjakan nanti dan nanti,” tambahnya.
Dia menceritakan dalam suatu kisah, KH Mas Mansur ketika itu terpilih menjadi Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, beliau diamanahi menjadi imam dan khatib shalat Idul Fitri. Karena dimulai pukul 07.00 maka Kiai Mansur datang pukul 06.30, tetapi belum banyak jamaah pada saat itu.
“Akhirnya Kiai Mansur meminta panitia untuk membunyikan blanggur untuk pertanda shalat akan dimulai. Dan ketika berkhutbah Kiai Mansur menghimbau sebagai umat Islam untuk disiplin waktu,” kisahnya.
Pribadi Beriman
Menurutnya salah satu ciri orang yang tidak merugi yakni orang-orang yang beriman. Orang yang beriman menjadikan Allah sebagai tempat bergantung. Menjadikan Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasulnya dan al-Quran sebagai pedomannya.
“Kiai Dahlan ketika itu pernah mengajar di Jetis. Kemudian ketika sedang mengajar datanglah utusan yang mengabarkan salah satu anak beliau sakit. Kiai Dahlan kemudian menghentikan aktivitas mengajarnya sejenak dan pulang seraya mendoakan putranya dan membelikan obat,” kisahnya.
“Kyai Dahlan berpesan pada putranya, jika engkau ditakdirkan meninggal maupun sembuh dari sakitmu, maka itu semata-mata pertolongan Allah swt kepadamu. Bukan karena ada atau tidaknya bapakmu di sisimu,” ungkapnya melanjutkan kisah.
Ustad Dhian lalu bertanya kepada jamaah yang mengikuti pengajian ahad pagi, ”Apa yang bisa kita ambil dari kisah Kiai Dahlan ini?” tanyanya.
“Bahwa sesungguhnya dalam menjalani kehidupan, apa saja yang kita lakukan harus bergantung kepada Allah. Keseimbangan usaha dan doa perlu dibiasakan,” pesannya.
Beramal Shaleh
Doktor Ilmu Managemen Pendidikan Islam ini menuturkan Muhammadiyah adalah organisasi amal. Untuk itu kebiasaan beramal shaleh perlu dibiasakan untuk membesarkan persyarikatan Muhammadiyah.
Ketika Kiai Dahlan akan melantik pimpinan tabligh, pimpinan sekolahan (dikdasmen), pimpinan taman pustaka dan pimpinan PKU, beliau melakukan dialog kepada calon yang terpilih.
“Kyai Dahlan pertama bertanya kepada Fakhrudin (calon pimpinan tabligh), apa yang akan lakukan jika terpilih?” dalam ceritanya.
Fakhrudin menjawab akan membangun masjid, surau-surau setiap kampong. Dan jamaah saat itu menyambut dengan baik program kerjanya.
Calon pimpinan dikdasmen dan taman pustaka mendapatkan pertanyaan yang sama dan jamaah saat itu menyambut dengan baik pula program kerja mereka.
“Yang membedakan ketika Kiai Dahlan memberi pertanyaan yang sama kepada Sujak (calon pimpinan PKU) , jamaah merespon tidak baik dan mencemooh program kerjanya yang akan membangun rumah sakit. Tidak ada yang tidak mungkin ketika kita meniatkan semua yang kita inginkan untuk beramal shaleh,” tuturnya.
Saling Ingatkan Kebenaran
Sebagai kader Muhammadiyah, lanjutnya, baiknya kita saling mengingatkan dalam kebenaran dan kebajikan. Karena bagaimanapun manusia tempatnya dosa dan perlu saudaranya untuk terus mengingatkan dalam kebenaran.
Ajarkan Kesabaran
Menurut Ustadz Dhian, kita tidak boleh berhenti dalam mengajarkan kebaikan, meski banyak yang mengolok-olok atau mendiskriminasi kita. Kita harus tetap sabar dan terus mengerjakan kebaikan.
“Dahulu ketika Kiai Dahlan sedang belajar di depan rumahnya, lalu datang anak-anak kecil melewati rumahnya. Mereka olok-olok Kiai Dahlan, namun beliau tidak marah dan mengikuti ejekan yang mereka sampaikan kepadanya. Anak-anak kecil itu tercengang melihat Kiai Dahlan dan mereka diajak mendengarkan dongengnya,” paparnya dalam cerita.
Dalam kisah-kisah di atas, sambungnya, spirit surat al-Ashr memiliki rahasia yang luar biasa untuk Persyarikatan Muhammadiyah. Karena didalamnya kita diajarkan hidup disiplin, beriman kepada Allah, senang beramal shaleh dan selalu mengajak dalam kebenaran dan kesabaran. “Mudah-mudahan lima spirit surat al-Ashr ini bisa kita aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin,” tegasnya (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.