PWMU.CO– Ustadz James Bon mengisi pengajian begandringan PCM Pandaan di Cafe Tekota, Selasa (14/6/2022) pukul 08.00-10.00.
Pengajian begandringan kali ini mengangkat tema Mengenali Diri dengan al-Quran. Narasumber Ustadz Saifudin Zuhri yang akrab disapa Ustadz James Bon alias Jaga Masjid dan Tukang Kebon. Dia marbot Masjid Assiddiqie Jl. Wonoayu Gempol.
Dia mengupas manusia bisa mengenali dirinya melalui karakter-karakter yang disebutkan dalam al-Quran surat al-Insan, an-Naas, Luqman, Maryam. Misalnya dalam surat al-Insan ayat 1 Allah swt berfirman:
هَلْ اَتٰى عَلَى الْاِنْسَانِ حِيْنٌ مِّنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْـًٔا مَّذْكُوْرًا
Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?
”Ayat itu menjelaskan kehadiran manusia di muka bumi ini dan tujuan penciptaannya. Bukankah pernah datang kepada manusia itu waktu dari masa yaitu sebelum ia diciptakan, yang ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut. Ketika itu manusia dalam ketiadaan, jangankan wujudnya, namanyapun belum ada,” kata dia.
Apabila kita memahami makna ayat tadi, sambung dia, maka kita sadar bahwa manusia itu tidak boleh sombong karena dari awal penciptaannya manusia itu tidak punya apa-apa. Sampai punya apa-apa itu semua sumbernya dari Allah swt. Orang yang dapat mengenali dirinya melalui ayat al-Quran tersebut akan tawadlu dan tidak sombong.
Pesan KH Abdurrahim Nur
Hadiri pula dalam pengajian ini Ustadz Muhammad Mirdasry SIP, putra Allahuyarham KH Abdurrahim Nur dari Porong.
Dalam ceramahnya dia menyampaikan pesan dari ayahnya. ”Jangan sampai berhenti mencari ilmu sampai Allah menyuruh kamu berhenti. Ini untuk menyemangati yang hadir. Bahwa ilmu itu tidak pernah habis untuk dibahas, karena ilmunya Allah itu sangat luas, maka kita harus belajar terus. Itu yang pertama,” ujarnya.
Kedua, kata dia, kita harus selalu belajar ilmu itu dari berbagai sisi agar mengetahui keluasan ilmu Allah swt. Kita sekarang ini harus punya strategi untuk berdakwah. Bukanlah dakwah nabi-nabi dan rasul-rasul Allah itu punya strategi.
”Bagaimana Nabi Ibrahim menghadapi Raja Namrud, bagaimana Nabi Musa menghadapi Firaun. Begitu pula dakwah Rasulullah saw. Karena itu dakwah tidak hanya cukup dengan lisan tetapi dengan segala strategi supaya tepat sasaran,” tuturnya.
Penulis Luqman Wahyudi Editor Sugeng Purwanto