Tiga Pesan Kepala SMP Mutuba di Akhirussanah dan Wisuda Tahfidh; Laporan Fathurrahim Syuhadi, kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Kepala SMP Muhammadiyah 1 Babat (Mutuba), Lamongan, M Sande Ariawan SPd memberi tiga pesan pada peserta Akhirussanah Ke-66 dan Wisuda Tahfidh Ke-2, di aula sekolah, Selasa (21/6/2022)
Mengawali sambutannya, Sande Ariawan mengatakan sebanyak 37 siswa—tiga di antaranya tiga santri asrama— dinyatakan lulus 100 persen.
Sekretaris Kwarda HW Lamongan itu melanjutkan, tidak adanya kompetensi ujian nasional sebagai penentu kelulusan memberikan nilai plus dalam bidang spiritual sebagai penentu kelulusan siswa-siswi. Di antara kompetensi Islami yang ada yaitu dalam bidang tahfidhul Quran.
“Sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa dalam bidang tahfidhul Quran, kami memberikan syarat dengan batasan tertentu agar para siswa mendapat predikat lulus. Alhamdulillah siswa-siswi telah mampu menuntaskan sekurang-kurangnya juz 30,” ungkapnya.
Pelatih Tapak Suci Putera Muhammadiyah ini lalu mengucapkan terima kasih kepada wali murid karena telah berkenan menjadikan SMP Mutuba sebagai mitra dalam membimbing dan mengembangkan potensi serta prestasi para siswa.
Ia menambahkan, selama tiga tahun mereka berproses dengan segala problematika dan dinamikanya. “Untuk itu kami menghaturkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya,” ucapnya.
Tiga Pesan
Seiring dengan berlanjutnya jenjang pendidikan selanjutnya, berpesan kepada para lulusannya:
Pertama, janganlah berhenti menuntut ilmu di tingkat SMP saja. Teruslah berlanjut hingga perguruan tinggi karena tidak ada sebaik-baiknya bekal melainkan ilmu yang akan bermanfaat bagi orang orang disekitar kita,” ungkapnya.
Kedua, tetaplah menjaga semua pembiasaan yang dilakukan ketika berada di SMP Mutuba. Seperti shalat berjamaah, tadarus al-Quran menggiatkan shalat sunnah dan sebagainya.
“Karena dengan menjaga pembiasaan ini secara bertahap akan menjadikan kualitas beribadah kita menjadi semakin baik lagi,” ujarnya,
Ketiga, lanjutnya, saat memasuki jenjang sekolah yang lebih tinggi, guru boleh saja berganti, kawan boleh berganti, tetapi ketetapan hati kita kepada Allah SWT jangan sampai berganti.
“Kapanpun dan di manapun tetaplah hadirkan Allah Swt di dalamnya sebagai bentuk kepasrahan diri kita sebagai hamba Allah-Nya,” tuturnya.
Acara ini juga dihadiri oleh Rektor Umla Dr Abdul Aziz Alimul Hidayat serta para anggota PCM Babat, Majelis Dikdasmen PCM Babat, dan undangan lainnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni