Kisah Aulia Rahma, hafidha yang membuat ketua PDM ini menangis. Liputan Muhammad Syaifudin Zuhri, kontributor PWMU.CO Surabaya.
PWMU.CO – Ada banyak cerita dari wisuda tahfidh serentak 319 siswa SMP/MTs Muhammadiyah se-Kota Surabaya. Di antaranya cerita dari Aulia Rahma, satu dari dua hafidhah yang diminta naik ke panggung oleh Drs Hamri Al Jauhari MPdI, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya, karenanya keduanya berhasil lulus tahfidh 10 juz.
Kisah Aulia Rahma
Seperti diketahui sebelumnya, Ketua PDM Surabaya Drs Hamri Al Jauhari MPdI, merasa bangga hingga meneteskan air mata, saat berdiskusi dengan dua hafidhah yang mampu lulus tahfidhh 10 juz dengan predikat berbeda. Khususnya kepada Aztyn Salsabila Aulia Rahma yang meraih nilai mumtaz (sempurna).
Prestasi Aulia Rahma jelas membanggakan dirinya, orang tua dan sekolahnya. Aulia Rahma tercatat sebagai siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 19 Surabaya. Dia merupakan angkatan pertama di amal usaha Muhammadiyah Pendidik (Aumdik) baru PDM kota Surabaya tersebut.
“MTs Muhammadiyah 19 Surabaya berdiri di angka cantik 04042020, tepatnya di tanggal 4 April 2020. Lahir bersamaan penerapan pembatasan aktivitas, semi lockdown, akibat meningkatnya pandemi covid 19 gelombang pertama,” terang Supriyanto SPd MPd selaku kepala MTs Muhammadiyah 19 Surabaya.
Sebagai sekolah baru yang lahir saat pandemi, lanjut Supri, MTs Muhammadiyah 19 Surabaya mengutamakan pembelajaran online/daring dengan kehadiran siswa di sekolah hanya di hari Jumat dan Sabtu. Maka, Senin-Kamis siswa belajar dari rumah melalui tugas-tugas secara online.
Waktu belajar yang leluasa di rumah dimanfaatkan Aulia Rahma untuk mengoptimalkan belajar tahfidhh. “Lulus SD, saya uda hafal 4,5 juz. Saya ingin melanjutnya dengan mengirim setoran hafalan rata-rata tiap hari dua halaman al-Quran melalui voice mail ke Ustadz Fauzan, guru MTs Muhammadiyah 19 Surabaya,” terang Aulia Rahma saat ditemui di kediamannya daerah Keputih Tegal Surabaya.
Disiplin meningkatkan hafalan dua lembar per hari ditambah murjaah mampu mengantarkan Aulia Rahma hafal 10 juz sebelum kenaikan kelas IX. Melalui munaqasah yang diadakan di SMP Muhammadiyah 2 Surabaya pada akhir Mei 2022, kelulusan tahfidhh 10 juz Aulia Rahma mendapat nilai mumtaz.
“Prestasi mumtaz 10 juz membuat saya dipanggil naik ke panggung oleh ketua PDM kota Surabaya, beliau mengaku kagum dan bahagia hingga meteskan air mata. Bahkan, beliau memberikan bonus uang kaget untuk saya,” aku Aulia mengenang momen bahagia saat Wisuda Tahfidhh di Palm Park Hotel Rabu (15/6/22).
Pantang Punya HP
Kegigihan gadis yang bercita-cita menjadi mahasiswa kedokteran Unair ini, ia serius belajar tahfidh karena mendapat dukungan penuh kedua orang tuanya, Aziz Santoso ST dan Fibria Conytin Nugrahini ST MT. Setiap hari dirinya mendapat jadwal tugas belajar meski di rumah.
“Saya dan suami sama-sama kerja, kami memiliki tiga buah hati. Karena Aulia belajar dari rumah, ya sekalian dia jaga dua adiknya, tapi kami memberi daftar jadwal belajar untuknya, utamanya untuk peningkatan materi tahfidh,” kata Fibria yang berstatus dosen Fakutas Teknik Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.
Untuk terus meningkatkan belajar tahfidh, Aulia Rahma juga melakukan langkah tidak biasa, yakni tidak ingin punya HP. Inilah tantangan sekaligus pantangan dari kedua orang tuanya.
“Kami ini anak-anak kami menjadi hafidh, untuk menuju ke situ kami tegaskan pada mereka boleh memiliki HP tapi nanti saat kuliah. Sebelum itu, mereka hanya boleh pinjam dan sebentar saja pegang HP,” tegas Aziz Santoso.(*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.