Selera Masakan Nusantara yang Tak Bisa Ditinggalkan CJH di Tanah Air, liputan Ichwan Arif co-editor PWMU.CO
PWMU.CO – Masih belum genap satu pekan meninggalkan tempat tinggalnya, jamaah haji sudah rindu dengan masakan rumahan.
Menu masakan dengan variasi daging, ayam, ikan patin, olahan telur yang menjadi jatah mereka terasa belum cukup mengobati rasa rindunya. Ada saja menu rumahan yang dijadikan pendamping sarapan, makan siang, maupun malam.
Mulai dari krupuk ikan, ikan teri, bumbu pecel, abon daging sapi, tempe kering, maupun goreng udang kering (grinting) yang dikemas apik dengan kemasan plastik. Menu-menu Nusantara masih saja dibawa dari rumah: Tanah Air
Makannya pun dilakukan kroyokan di dalam kamar. Setelah menu yang diwadahi alumnium foil berlabel Kementeria Agama (Kemenag) RI di beber di lantai kamar, menu rumahan pun mulai disandingkan. Mereka seakan-akan mengobati rasa rindu dengan menaburi makanannya dengan menu pengiring yang disukai.
Mereka pun melahap makanan kateringan sampai habis tak tersisa. Wajah sumringah pun terpancar dari wajah para jamaah.
Teri Kering
Menggoyang lidah bisa dilakukan dengan teri kering. Jenis kuliner ini bisa menjadi salah satu menu yang bisa diandalkan untuk dijadikan sebagai penawar rindu bagi jamaah.
Seperti yang dilakukan Sujiono, jamaah haji KBI H Baitul Atiq Kloter 31 rombongan 7 asal Desa Karangrejo Manyar Gresik. Dia membawa teri kering yang dibagikan ke jamaah di kamar Arka Bakkah Hotel nomor 1335.
“Monggo teri kering, bisa dimakan bersama-sama supaya makannya tambah nyaman,” ujarnya, Selasa (28/6/22).
Sontak, jamaah lain langsung membuka kemasan dan langsung menaburkannya di makanan kateringan.
Baca sambungan di halaman 2: Keluarkan Bawaan Nusantara