PWMU.CO – Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Tulungagung menggelar Pelatihan Jurnalistik Dasar bertajuk Dakwah Digital di Era Membual, Ahad (3/7/22).
Pelatihan ini digelar di Rumah Makan Bima, Jalan Dr Sutomo 102 Karangwaru, Tulungagung. Kali ini pihaknya menggandeng Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni sebagai pemateri.
Ketua PDPM Tulungagung Mochammad Farid Rifa’i hadir di sana. Ada pula Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Tulungagung Aji Damanuri.
Pelatihan yang didukung Lazismu Tulungagung ini dihadiri pula Wakil PDM Tulungagung Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan Supardi. Dia sekaligus membuka acara pagi itu.
Ada juga Anggota Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Arifah Wikansari, staf Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Anifatul Asfiyah, dan IT support PWMU.CO Syahroni Nur Wachid.
Berita Menarik
Fatoni—sapaan akrabnya—menjelaskan, menulis itu pada dasarnya harus punya keinginan kuat dan harus bisa mencari isu-isu aktual. “Menulis berita itu harus aktual! Hari itu juga langsung ditulis! Biar yang membaca tahu kalau kegiatan ini baru dilaksanakan dan menarik untuk dibaca,” jelasnya.
Di era mudahnya tersebar berita hoax yang kaya bualan, Fatoni menekankan pentingnya akurasi saat menulis. “Menulis itu juga harus menarik, akurat, dan yang paling penting tulisan itu tidak boleh memasukkan opini pribadi di dalam berita,” lanjutnya.
Kemudian, pria kelahiran Lamongan itu mencontohkan cerita dramatis yang menarik ditulis dan bisa viral. “Kemarin ada yang menulis kisah anak muda, kemudian meninggal karena kecelakaan. Berita seperti itu mengundang emosi dan sangat menarik perhatian,” jelasnya.
“Pokoknya berita yang mengandung unsur psikologis, itu sesuatu yang menarik,” lanjutnya. Adapun agar menulis dengan baik, Fatoni menuturkan, “Menulis itu seperti kita bercerita!”
Dia mengingatkan, berita harus mengandung unsur 5W (what, who, when, where, why) dan 1H (how). Dia juga menekankan, “Kutipan langsung itu tidak boleh panjang-panjang, baru nanti dikembangkan dan harus penuh warna!”
Terakhir, Fatoni menekankan, wartawan harus memiliki insting dasar menumbuhkan rasa ingin tahu mendalam dan skeptis. “Dari dua insting dasar itulah wartawan melakukan observasi,” ungkapnya.
Bertabur Hadiah
Siang itu, tim PWMU.CO membagikan beragam hadiah kepada para peserta yang bertanya, menjawab pertanyaan, maupun menyelesaikan tantangan menulis. Salah satunya Rozita Syazwani. Berkat keberaniannya menjawab kuis kutipan yang Sayyidah Nuriyah—salah satu tim PWMU.CO—berikan, ia mendapat hadiah buku Editor Killer. Bahkan dia mendapat hadiah dobel karena tulisannya juga terpilih sebagai salah satu berita terbaik.
Pelatihan semakin seru ketika di penghujung acara, tim PWMU.CO juga memilih langsung para peserta yang mengirim hasil tulisannya ke grup WhatsApp pelatihan. Maka, terpilihlah tiga berita terbaik yang mendapat hadiah. Yaitu karya Rozita Syazwani, Candra Dwi Aprida, dan Muhammad Khoirun Nizam. Adapun pengirim berita tercepat diraih Aninda Nur Ilhami.
Tak hanya itu, tim PWMU.CO juga bagi-bagi doorprize di penghujung acara. Keberuntungan juga jatuh pada Ima Andari. Guru ekstrakurikuler SMK Muhammadiyah 2 Tulungagung yang lahir pada 1996 itu terpilih sebagai penerima doorprize peserta paling senior.
Selain itu, doorprize juga didapat peserta berusia paling muda. Ialah Aditya Falent Septiano—delegasi PCPM Kedung Waru—yang baru lahir pada 2008.
Rezeki Nomplok Kontributor Trenggalek
Dua perwakilan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Trenggalek menyatakan seperti mendapat rezeki nomplok. Mereka adalah Aprilia Khoirunisa’ dan Candra Dwi Aprida. Keduanya antusias karena bisa mengikuti pelatihan di Tulungagung itu.
Kata Candra, kehadirannya di pelatihan ini berkat flyer yang Fatoni bagikan via WhatsApp. “Saya bersama Mbak April ini tidak kebetulan bisa ada di sini. Ini berkat Pak Nurfatoni dan Bu Arifah selaku panitia yang memberikan kesempatan bagi kami untuk bisa ikut,” jelas kontributor asal kota sebelah itu.
Berbeda lagi dengan Candra. Menurut Rozita, kehadirannya bagaikan pepatah sambil menyelam minum air. Sebab, usai ikut Pengajian Ahad Pagi di Masjid Al Fattah Kepatihan Tulungagung bertema serupa, di mana Fatoni pula yang menjadi pentausiah, dia bisa dapat bonus ikut pelatihan ini.
Dalam tausiahnya, Fatoni menegaskan, warga Muhammadiyah harus mampu menggunakan internet sebagai media dakwah untuk menyebarkan konten-konten kebaikan. “Bukan untuk menyebar konten keburukan!” tegasnya.
“Bagaimana media Islam yang ada di Muhammadiyah menjadi viral? Salah satu caranya yaitu membagikan konten-konten yang ada di Muhammadiyah,” ungkapnya. (*)
Merupakan berita terbaik peserta: Rozita Syazwani, Candra Dwi Aprida, dan Muhammad Khoirun Nizam.
Editor Mohammad Nurfatoni/SN