Alphard untuk Ustadz dan Umat: kolom oleh Prima Mari Kristanto, akuntan berkantor di Surabaya.
PWMU.CO – Sebuah media nasional yang memiliki ciri khas liputan investigasi pada edisi terbarunya menampilkan sampul bergambar mobil premiun berlogo lembaga sosial kemanusiaan. Masih pada halaman judul tertulis dugaan penyimpangan dana umat untuk kepentingan pribadi para pendiri dan pengelolanya. Meskipun tulisan tersebut masih menampilkan kata “dugaan” tetapi menjadi kata yang sensitif jika disematkan pada sebuah lembaga filantropi pengelola dana umat.
Alphard tidak dipungkiri sebagai kendaraan premium simbol sukses dan status seorang individu ataupun organisasi. Kendaraan ini dikenal luas sekitar tahun 2004 ketika menjadi kendaraan kampanye salah satu calon presiden. Dari atap mobil yang bisa dibuka sang calon presiden melambai-lambaikan tangan menyapa masyarakat konstituen. Dengan izin Allah sang calon presiden bisa memenangkan pemilihan presiden tahun 2004 dengan kendaraan Alphard tanpa jargon sederhana dan merakyat.
Tidak adil ketika seorang aktivis lembaga kemanusiaan yang terbilang sukses dikesankan tidak pantas mengendarai mobil premium
Sampai dengan hari ini kendaraan model demikian tetap menjadi simbol status sukses para individu, pejabat dan organisasi bisnis maupun sosial, tidak terkecuali yang bergerak di bidang keagamaan, sosial dan kemasyarakatan. Sebuah masjid di Surabaya menyediakan kendaraan Alphard sebagai ambulans untuk umat. Masih di Surabaya, seorang ulama yang disegani memiliki kendaraan Alphard di garasi pondok pesantrennya. Seorang ustadz muda yang sedang naik daun, Ustadz Abdul Somad, sering tampak mengendarai mobil jenis Alphard pula.
Dengan fenomena demikian seperti tidak adil ketika seorang aktivis lembaga kemanusiaan yang terbilang sukses dikesankan tidak pantas mengendarai mobil premium. Lembaga kemanusiaan sebagian besar dananya diperoleh dari masyarakat berupa donasi.
Sebagai lembaga swasta mereka harus secara hemat, cermat, dan bersahaja mengelola dananya. Lembaga swasta tidak seperti lembaga pemerintah, TNI juga Polri yang memperoleh pendanaan dan fasilitas sebesar-besarnya dari negara. Dana negara yang dipakai oleh beragam instansi pemerintah, TNI juga Polri bersumber dari uang rakyat, dipungut dengan mekanisme pajak, cukai, retribusi dan sebagainya.
Berbeda dengan banyak organisasi sosial keagamaan lainnya, Muhammadiyah selain mengandalkan iuran anggota juga mengembangkan beragam amal usaha. Entrepreneurships atau kewirausahaan sosial yang diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan beserta para assabiqunal awalun persyarikatan menjadikan Muhammadiyah mampu berdikari, tumbuh dan berkembang bersama umat dengan sedikit bantuan pemerintah.
Di kantor-kantor pimpinan Muhammadiyah beberapa di antaranya, termasuk Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, mampu menyediakan kendaraan premium untuk keperluan qiyadah, dakwah dan pelayaanan umat. Dalam bidang kebencanaan, koleksi kendaraannya beberapa sudah standar off road yang biasa dipakai uji ketangkasan para off-roader profesional.
Baca sambungan di halaman 2: Kesadaran Tinggi Berdonasi