Obati Kangen Jamaah Haji Itu Video Call; Liputan Ichwan Arif co-editor PWMU.CO dari Tanah Suci
PWMU.CO – Obat kangen jamaah haji bermacam-macam. Selain menu pendamping makan yang dibawa ke Tanah Suci, mereka juga melakulan video call dengan anak-anak di Tanah Air.
Inilah yang dilakukan Dwi Fatmawati (40) asal Gresik Kota Baru (GKB) Gresik. Dia pun memiliki jadwal khusus untuk melepas kangen dengan ketiga buah hatinya. Selain bisa melihat secara langsung melalui layar gawai, dia juga bisa tanya kabar dan saling bercanda.
“Setiap hari melakukan video call dengan anak-anak di rumah untuk mengobati rasa rindu dengan mereka,” ujar jamaah haji Kloter 31 dari KBIH Baitul Atiq Bungah Gresik ini, Selasa (12/7/22).
Dia memaparkan walaupun hanya sebentar melakukan video call, tapi cara ini bisa dibilang mujarab dalam melepas rasa kangen.
“Anak-anak dengan melihat wajah saat komunikasi saja juga sudah senang sekali. Apalagi kami di Tanah Suci bisa bercakap-cakap dan bisa melihat putra kedua kami, Kemas Muhammad Faiz Ramadhan (5 tahun), hati sudah senang sekali,” tambahnya.
Jadwal video call kadang saat di hotel, mabit di Mina atau habis shalat jamaah di Masjid al-Haram.
Anak Tunjukkan Kebolehannya
Lain lagi bagi Nur Hayati (45), jamaah asal Bungah Gresik ini, selain tanya kabar, kesehatan, juga tidak lupa kepingin lihat perkembangan anak-anaknya yang akan masuk ke jenjeng SD dan TK.
“Kalau anak kedua saya, Sean Muhammad Raka selalu menunjukkan kreasi hasil menggambarnya melalui layar gawai,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, untuk anak keempat, Kenzo Muhammad Attallah selalu bercerita tentang mainan atau kegiatan yang dilakukan dalam hari tersebut.
“Kadang main sepeda, membuat mainan, atau menceritakan saat digoda sama kakak-kakaknya di rumah,” tambahnya.
Ya, sambungnya, videocall ini dilakukan satu kali dalam satu hari. Tapi, kadang kala dua hari sekali, kegiatan di Tanah Suci.
“Kalau padat, ya dua hari sekali videocall. Tapi selalu disempatkan lakukan videocall untuk obat rindu,” katanya.
Semoga, harapnya, kangen ini bisa hilang manakala melihat wajah mereka dan canda walaupun hanya lewat gawai. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni