SD Mugeb Ajak Siswa Baksos Kurban Ramah Lingkungan; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Usai sorakan riang dan kumandang takbir terdengar dari siswa SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik ketika menyaksikan pemotongan hewan kurban, ternyata ada kehebohan mengiringi proses belajar yang begitu berharga.
Demikian Fatihul Ihsan SPdI mengenang saat dia ikut mendampingi para siswa kelas III-VI bakti sosial Idul Adha di Desa Baron, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Senin (11/7/22).
Fatih—sapaan akrabnya—mengatakan, pelajaran berharga itu dimulai ketika memasuki proses pemotongan dan pengemasan daging hewan yang sudah disembelih. “Pertamanya mereka ada perasaan jijik memegang daging karena baru pertama, tapi akhirnya mereka malah ketagihan membantu,” ujarnya pada PWMU.CO.
“Ustad, saya takut! Nggak biasa pegang daging, dagingnya gunyur-gunyur,” celetuk Rafa Rasendriya, salah satu siswa. Begitupula dengan Arsyad Al Fitroh, alumnus SD Mugeb yang baru lulus 2022 ini, serta teman-teman lainnya pun takut kena darah dagingnya.
“Ayo Nak, kita coba belajar pegang,” rayu Fatih. Tapi sekali rayu tak mempan. Mereka masih bergeming melihat deretan daging-daging segar di atas terpal cokelat itu.
Sukses Berani Pegang Daging
Akhirnya Fatih mencoba menerangkan, “Kan kita harus belajar ini untuk mengolah dan nanti membagi ke warga. Tapi sebelum dibagi kan dagingnya harus kita timbang. Supaya ukurannya sama, harus kita potong dulu.”
“Gimana kita bisa potong kalau kita nggak pegang? Nggak usah takut, ya! Nanti darahnya bisa kita cuci pakai sabun, darahnya bisa hilang kok,” tuturnya.
Penjelasannya pun sukses mengetuk hati para siswa yang telah berkurban di sekolah. “Saya saja ustad yang bungkus!” ujar Fatih menirukan beberapa siswa yang akhirnya antusias menyambut arahannya siang itu.
Setelah mereka berani mencoba memegang daging, tantangan baru muncul. Mereka kesulitan membungkusnya dengan rapi. Maka, Fatih bersama guru lainnya, Nur Hamidah SPd, menjelaskan tutorial membungkus daging pakai daun jati.
“Kita buat daunnya seperti pincuk begini, seperti kalau mau bungkus nasi,” ujarnya. Tangannya terampil membentuk selembar daun jati itu. Sementara para siswa berusaha mengikuti arahannya. Setelah terbungkus rapi, barulah mereka mengikatnya dengan karet. Tumpukan daging itu pun siap mereka bagikan ke warga sekitar.
Baca sambungan di halaman 2: Kurban Ramah Lingkungan