PWMU.CO– Polisi sosialisasi bahaya sexual abuse atau pelecehan seksual kepada siswa SMA Muhammadiyah 1 Surabaya (Smamsa) Jl. Kapasan No 73-75 Surabaya di acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) hari ketiga, Rabu (20/7/2022).
Sebanyak 184 siswa baru mengikuti MPLS di Smamsa sosialisasi bahaya pelecehan seksual di lingkungan sekolah. Di acara itu siswa memberikan tanda tangan di spanduk sebagai wujud keprihatinan terhadap tindak pelecehan seksual.
Ipda Priyantini dan Bripka Herly, polisi Polrestabes Kota Surabaya Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) menyampaikan sosialisasi itu.
Ipda Priyantini menjelaskan apa yang dimaksud tindak pelecehan seksual terhadap anak. ”Dipegang dan diraba organ intim, payudara, paha, alat kelamin, pantat, dan cium-cium itu termasuk pelecehan seksual,” katanya. ”Siswa yang pacaran terus dipegang-pegang dan dicium, itu tidak boleh,” tandasnya.
Dia menerangkan, pelecehan seksual bisa terjadi karena melihat film-film porno. “Jika kalian melihat, mendengar ada yang menontonnya segera melaporkan ke guru. Guru bisa koordinasi kepada kepolisian. Teman yang pikirannya mulai belok diingatkan diajak untuk menjadi baik,” ujarnya.
Sementara Bripka Herly juga menyampaikan, ”Hati-hati terkait masalah pelecehan seksual yang bisa terjadi di sekitar kita. Pelaku kejahatan membujuk rayu, iming-imingi uang, kasih jajan, dan sebagainya,” katanya.
”Orang tidak dikenal mengajak kita ke sana-ke sini jangan mau. Untuk mencegahnya perkuat iman dan perbanyak doa. Jadilah anak yang saleh dan salehah,” ujarnya.
Dia menambahkan, tindak kejahatan lain sejenis ini seperti pencabulan, pemerkosaan, eksploitasi seksual, perdagangan anak, pemaksaan aborsi. ”Korbannya bisa perempuan atau laki-laki juga. Karena itu harus bisa menjaga diri dan mengingatkan temannya,” tuturnya.
Peran Konselor
Wakasek Kesiswaan Sahru Ramadhan SPd menjelaskan, sosialisasi ini memberi wawasan supaya terhindar dari tindak pelecahan seksual. Siswa bisa melindungi diri sendiri dari bahaya ini.
”Di Smamsa ada konselor dari guru Bimbingan dan Konseling yang menangani masalah ini. Jika siswa mengalami masalah bisa datang ke BK atau teman akrabnya untuk dikonsultasikan ke BK,” ujarnya.
Usai acara siswa Smamsa kampanye bahaya pelecehan seksual di depan sekolah dekat Pasar Kapasan. Mereka membagikan stiker kupu-kupu dan bunga kepada pejalan kaki dan pengendara motor.
Rindang Ayu Falachah, siswa Smamsa, mengatakan, siswa diberitahu jika terjadi pelecehan seksual pada diri kita dianjurkan berteriak atau lari ke orang yang lebih dekat. ”Sosialisasi Ini bermanfaat untuk saya sendiri dan teman-teman,” tandasnya.
Penulis Nashiiruddin Editor Sugeng Purwanto