Fortasi SMP Musasi, ada perumpamaan buah apel dan mental bullying. Liputan kontributor PWMU.CO Adistya Marella KD dan Farah Az Zahra A.
PWMU.CO – Forum Taaruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) di SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi) berlangsung Senin-Kamis (18-21/7/22). Kegiatan rutin Fortasi dimulai dengan mengerjakan shalat dhuha dan tadarus bersama di Masjid At-Taqwa SMP Musasi. Kegiatan berlanjut pada pemaparan materi secara kolosal di Aula SMP Musasi.
Setelah istirahat, peserta Fortasi masuk ke kelas gugus masing-masing, didampingi kakak Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) pendamping gugus. Di dalamnya, mereka melanjutkan sesi interaktif IPM Time.
Pembukaan Fortasi pada Senin (18/7/22), ketua panitia Shinta Didin Hari Mariana SPsi MM, menyampaikan tema Fortasi tahun ini adalah “Membentuk Generasi Milenial, Cerdas, Berprestasi, dan Berkarakter Islami”.
Tamu BNN
Kepala SMP Musasi Drs Aunur Rofiq Msi kemudian memberi sambutan dan membuka acara. Dalam sambutannya, dia menyebut SMP Musasi merupakan SMP Muhammadiyah pertama yang menjadi SMP terbaik se-Jawa Timur.
“Sekolah ini dapat menjadi wadah siswa-siswinya untuk berinovasi dan berinovatif,” ujarnya sembari menyinggung empat kelas peminatan pada para peserta Fortasi.
Usai memberi sambutan, Rofiq kemudian menyematkan tanda peserta pada dua perwakilan siswa-siswi peserta Fortasi. Dia juga mengajak para peserta Fortasi untuk merangkai komitmen dan konsekuensi selama mengikuti kegiatan Fortasi. Para peserta Fortasi kemudian diarahkan kembali ke kelas gugus masing-masing untuk melakukan tes diniyah.
Usai shalat dhuhur, peserta Fortasi kembali berkumpul di aula untuk menerima paparan materi seputar narkoba, yang disampaikan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sidoarjo. Ada pengenalan jenis-jenis Napza dan bahayanya. Mereka juga dibekali ilmu untuk menangkal modus dari peredaran narkoba illegal, dengan remaja sebagai sasaran empuk para pengedar.
Hari berikutnya, Selasa (19/7/22), peserta Fortasi menyimak materi pertama pada hari itu tentang Adab Berkomunikasi dan Adab Tamu yang dipaparkan Zaenab Nur Hudayah SThI. Bu Zae, sapaanya, menyampaikan jika adab harus didahulukan sebelum ilmu.
Jika adab tidak berjalan, kata dia, maka kita tidak akan mendapatkan ilmu. “Kita harus tahu bagaimana adab yang harus dipraktikkan di kehidupan sehari- hari,” tegas Zaenab. Dia kemudian menunjuk salah satu peserta Fortasi, untuk mencontohkan adab saat bertamu. Yakni bagaimana dan tata cara saat bertamu dimulai dari mengucapkan salam dan mengetuk pintu sebanyak tiga kali.
12 Ekstrakurikuler
Acara dilanjutkan dengan sosialisasi tatib dan ekstrakurikuler oleh Zulfatul Azizah SPd. Saat menyampaikan materi, dia dibantu empat anggota PR IPM SMP Musasi. Terdapat 12 ekstrakurikuler yang dapat dipilih pada tahun ajaran ini.
“Mulai dari paskibraka, voli, basket, badminton, PMR, qiraah, fotografi, jurnalistik, paduan suara, serta musik dan orkestra. Sedangkan untuk ekstra wajib, siswa-siswi SMP Musasi dapat memilih antara Hizbul Wathan dan Tapak Suci,” terangnya.
Anggota IPM yang membantu turut menjelaskan, pelaksanaan ekstra di Musasi dilakukan setiap hari Jumat dan bersifat wajib. Jika ada siswa yang tidak mengikuti, pembina ekstra akan menyampaikan kepada wali kelas, lalu dilanjutkan pada wali siswa.
Kader IPM lainnya memaparkan materi tatib. Dimulai dari komposisi tim tatib sekolah pada tahun ajaran ini, apa saja tata tertib yang harus dipatuhi, hingga sanksi yang harus mereka terima jika melanggar tata tertib tersebut. Kegiatan pun dijeda untuk melangsungkan istirahat dan shalat dhuhur.
Beranjak ke acara berikutnya, Ahmad Fadlulloh SPdI menyampaikan tentang IPM dan Kemuhammadiyahan. Aad, sapaannya, menjelaskan tentang Muhammadiyah. Para peserta Fortasi juga diajak untuk bersama-sama menghafalkan sebelas sifat Muhammadiyah.
Dalam kesempatan tersebut, salah satu ketua bidang IPM turut menjelaskan terkait IPM kepada adik-adiknya. Selanjutnya, bersama sang ketua umum, dan ketua bidang lainnya, mereka memperkenalkan bagaimana peran serta kondisi ranting IPM di SMP Musasi ini.
Buah Apel dan Mental Bullying
Hari ketiga pelaksanaan Fortasi Rabu (20/7/22), visitasi fasilitas sekolah menjadi bagian dari materi pertama. Bersama Edy Prawoto Sag, mereka diajak untuk mengenal apa saja sarana di SMP Musasi serta fungsinya. Para peserta mendatangi fasilitas-fasilitas sekolah itu didampingi para kakak IPM dan guru pendamping gugus.
Materi kedua terkait bullying, perundungaan. Susanti SPd, koordinator bimbingan konseling (BK) SMP Musasi hadir bersama kakak PR IPM Musasi yang telah menjadi Agen Perubahan. Mereka menyapa dengan sapaan khas Agen perubahan serta menyampaikan jargon Agen Perubahan, seperti “Berperilaku Positif, Stop Perundungan”.
Saat sesi interaktif, kakak-kakak kelas yang tergabung di IPM menunjuk perwakilan peserta Fortasi, untuk melakukan perlakuan kekerasan pada salah satu dari tujuh buah apel yang sudah disiapkan. Selanjutnya, Bu Santi, sapaannya, menjelaskan apa maksud dari perumpamaan itu.
“Apel yang terkena perlakuan kekerasan akan mudah busuk. Sedangkan, apel yang tidak mendapatkan kekerasan terlihat segar. Hal ini sama seperti mental antara orang yang kena bullying dan tidak,” paparnya.
Saat puncak acara kegiatan Fortasi, Kamis (21/7/22), Aula SMP Musasi dimeriahkan dengan parade ekstrakurikuler, termasuk juga penampilan unjuk bakat dari masing-masing gugus. Usai shalat dhuhur, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan Zulfatul Azizah SPd menutup kegiatan. Ada juga sesi pembagian hadiah bagi gugus terbaik yang diraih gugus 7. Rangkaian kegiatan Fortasi ditutup dengan doa oleh Ahmad Fadlulloh. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.