Malam Tahun Baru Islam, Siswa SD Mugeb Muhasabah sambil Naik Kapal Kesuksesan; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Usai pawai menyambut Tahun Baru Islam 1444 Hijriah, para siswa bermuhasabah di Ekowisata SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik (SD Mugeb). Muhasabah dimulai pukul 18.00 WIB, tepat setelah istirahat dan shalat Maghrib, Jumat (29/7/22).
Di tengah mereka telah hadir motivator sekaligus trainer pendidikan Afif Hidayatullah SE SPd MAk CHt CNNLP CSTMI. Maka, di bawah penerangan lampu-lampu kuning ekowisata dan cahaya bulan, Afif—sapaannya—melontarkan pertanyaan menggugah, “Siapa yang pengin sukses?” Spontan para siswa mengangkat tangan kanannya.
Mendengar teriakan 442 siswa dari kelas IV, V, dan VI yang berbusana Muslim serba putih itu, Afif menegaskan, “Anak yang hebat adalah anak yang mampu menjadikan orangtuanya sebagai sumber pahala!”
Dia lantas mengajak siswa refleksi diri dengan naik kapal kesuksesan. “Tahun baru, semangat baru, sukses bersama!” tegasnya. Kemudian di layar proyektor tampak video kapal yang tengah berlabuh di lautan lepas. Mata siswa fokus tertuju pada sebuah layar besar itu.
Berangkat Menuju Pelabuhan Kesuksesan
Afif mulai memandu, “Dipimpin Pak Ari sebagai kepala sekolah, kita sekarang berangkat menuju pelabuhan kesuksesan.” Sebagian siswa menunjukkan ekspresi tegang dan sebagian lainnya justru senang.
“Tiba-tiba kapal kena masalah. Kita kecanduan game online, anak kurang membahagiakan orangtua, anak nggak punya semangat berprestasi,” urai Afif.
Dia menegaskan, “Tapi anak kelas IV, V, dan VI harus kompak menuju pelabuhan kesuksesan. Akhirnya kita belajar sama-sama. Kita kompak melalui masalah ini. Kita semua bekerja sama dengan baik di kapal ini karena kapal ini milik kita bersama.”
Karena kompak, lanjutnya, satu masalah berhasil diselesaikan. “Kita berangkat lagi menuju pelabuhan kesuksesan!” ajaknya.
Tapi masalah kedua muncul. Kapalnya bocor. Semua bekerja sama dengan baik di kapal ini karena anak kelas IV, V, dan VI semua ingin menuju pelabuhan kesuksesan.
“Karena kompak, masalah kedua bisa diselesaikan. Anak-anak tidak kecanduan game online lagi, sudah membanggakan orangtuanya, sudah sukses bersama-sama. Karena sukses sendiri itu biasa, sukses bersama-sama itu luar biasa!” imbuhnya.
Baca sambungan di halaman 2: Masalah Muncul Lagi