PWMU.CO– Pengalaman mendampingi haji berkebutuhan khusus dialami Jamaluddin, pembimbing KBIH Jabal Nur Sidoarjo Kloter 25.
Dari 87 jamaah haji yang tergabung dalam KBIH Jabal Nur Sidoarjo ada satu pemuda berkebutuhan khusus autis yaitu Muhammad Zaki (20).
Sejak manasik sebelum berangkat, Zaki sudah mendapat perhatian khusus oleh pemateri manasik, pengurus KBIH, dan seluruh jamaah.
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Jabal Nur milik Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo. Masuk dalam Kloter Surabaya 25.
Saat keberangkatan di Asrama Haji Surabaya sempat terjadi insiden kecil yang menyebabkan perhatian tertumpah pada Zaki. Sehingga dokter Ajra Fitri binti Zakaria Ali, dokter Kloter 25 dan dokter Asrama Haji mencoba mendalami Zaki. Pihak penerbangan hampir memutuskan tidak mengiizinkan dia berangkat.
“Setelah dilakukan observasi dan wawancara oleh dokter maka diputuskan Zaki tetap berangkat,” ujar Muhammad Lutfi Tjahjadi, ayahanda Zaki.
Zaki tidak berangkat sendiri dalam ke Tanah Suci. Selain ayah, dia bersama kakak, dan ibunya. Dokter Ajra Fitri melihat keluarganya memberi perhatian kepada Zaki. Begitu juga seluruh jamaah dapat meyakinkan penerbangan bahwa Zaki dapat dikondisikan.
“Rasa syukur yang mendalam kepada Allah dan terima kasih kepada semua jamaah utamanya pembimbing haji yang dapat mengayomi dan mengondisikan Zaki,” tambah Lutfi.
Insiden Thawaf Wada’
Lutfi bercerita, ada kejadian yang agak menegangkan ketika thawaf wada’. Pada putaran terakhir karena kelelahan, Zaki berteriak-teriak. Akibatnya jamaah sekitarnya mengerbunginya. Beberapa asykar menghampirinya.
Lutfi memberikan penjelasan kepada asykar mengenai kondisi Zaki tetapi mereka tidak memahaminya karena kendala bahasa. Bahkan berniat untuk mengamankan Zaki.
Setelah lewat proses pembicaraan akhirnya Allah memberi pertolongan. Lutfi, Zaki, dan keluarganya dapat melanjutkan thawaf wada’. Meskipun buku doa-doa untuk membantu Zaki dirampas oleh asykar. Ini membuat Zaki trauma. “Alhamdulillah semua kondisi itu dapat teratasi dengan baik,” lanjut Lutfi.
Jamaluddin mengatakan, pengetahuan pembimbing tentang anak berkebutuhan khusus sangat dibutuhkan. Pengalaman mendampingi haji Zaki bisa jadi pelajaran.
“Alhamdulillah pada pembimbingan di Tanah Suci kepada Zaki dapat dilakukan dengan baik. Hal ini juga berkat dukungan keluarga, semua jamaah, dan pembimbing,” terang Jamaluddin.
Saat ini jamaah haji KBIH Jabal Nur sedang berada di Madinah bersama anggota Kloter lainnya untuk melaksanakan arbain di Masjid Nabawi.
Jabal Nur pada tahun 2022 ini memberangkatkan 87 jamaah haji dari 167 jamaah yang seharusnya berangkat. Karena kebijakan keberangkatan haji 50% dari kondisi normal, maka jamaah yang berangkat dipangkas menjadi separo dengan pembatasan usia maksimal 65 tahun dari urutan porsi.
“Keberhasilan KBIH Jabal Nur melaksanakan kewajiban haji karena selalu ittiba’ pada Rasulullah,” kata Jamaluddin.
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto