Penyuluhan Dokter Muda di Al Mizan: Jerawat pada Remaja, Mitos atau Fakta? Liputan Rahma Ismayanti, kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Sejumlah 118 santri Ponpes Al-Mizan Muhammadiyah Lamongan berkumpul di aula utama pondok, Selasa (9/8/2022). Mereka asyik mengikuti penyuluhan tentang kesehatan kulit remaja, khususnya tentang jerawat.
Hari itu sedang berlangsung pengabdian masyarakat oleh dokter muda (sarjana kedokteran) dan dosen klinik dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) dan RSUD Dr Soegiri Lamongan.
“Jerawat identik dengan anak muda atau remaja. Maka dari itu kami mengambil sasaran pada remaja putra dan putri yg ada di Madrasah Aliyah Muhammadiyah 9 Al-Mizan Lamongan ini,” ungkap Nyimas Salsabila SKed, ketua panitia pegabdian masyarakat.
Acara ini dihadiri oleh dr Yuli Wahyu Rahmawati SpDV MKed Klin. Dia menjelaskan, jerawat itu terjadi karena peradangan kulit. “Jerawat adalah peradangan kulit pada unit polisebasea (kelenjar minyak), akibat pengaruh hormon androgen dan diperparah oleh bakteri Propionibacterium acnes,” ungkap dosen FK UMSurabaya yang juga sebagai dokter di Poli Kecantikan RSUD Dr Soegiri Lamongan ini.
Menurut dia, faktor yang memengaruhi timbulnya jerawat, di antaranya adalah: genetik, hormonal, kebiasaan makan, usia dan jenis kulit, gaya hidup, serta body mass index (BMI)
Mitos atau Fakta?
Dokter muda Farah Luthfia Nugroho menerangkan, ada beberapa hal yang membuat bingung masyarakat awam soal jerawat: apakah mitos dan fakta. Seperti makanan yang menyebabkan timbulnya jerawat atau frekuensi cuci muka yang benar.
Menurutnya, bukan mitos bila kita makan makanan yang pedas, kacang-kacangan, cokelat, dan susu, karena akan berisiko menimbulkan jerawat. Karena makanan tinggi lemak atau karbohidrat dapat meningkatkan produksi sebum comedogenic dengan meningkatkan serum lipid dan menyebabkan penyumbatan pada kelenjar minyak.
Farah pun memberikan pertanyaan kepada para santri yang hadir: “Mitos atau fakta jika jarang cuci muka bikin jerawatan?”
Santri serentak menjawab: “Fakta!”
Baca sambungan di halaman 2: