PWMU.CO – Pertama ikut kompetisi, MTs Muhammadiyah 19 Surabaya meraih juara 1 kategori Kompetisi MTs/SMP IPS Terpadu Terintegrasi.
Pengumuman juara dirilis di website Kemenag Kota Surabaya, Kamis (18/8/2022) pukul 20.00. Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Kota Surabaya tahun 2022 untuk jenjang MI, MTs dan MA diadakan Kantor Kemenag Surabaya.
Di antara daftar pemenang kompetisi itu, muncul nama Neizal siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah 19 Surabaya. Ini kejutan. Pertama ikut Kompetisi Sains Madrasah berhasil menyabet juara 1 kompetisi IPS Terpadu Teringrasi. Neizal berlanjut ikut kompetisi IPS Terpadu tingkat Jawa Timur di bulan September.
Kepala MTs Supriyanto MPd menuturkan, dia mengirim empat peserta ikut lomba. Dua siswa untuk lomba IPA terpadu dan ikut IPS terpadu.
”Empat siswa itu Raffi kelas 9 dan Farah kelas 8 untuk kompetisi IPA terpadu. Lalu Neizal dan Angel kelas 8 kompetisi IPS Terpadu,” terang Supriyanto.
Mereka berempat diantar mengikuti KSM Kota Surabaya pada Ahad, 14 Agustus 2022 di MTs Negeri 3 Surabaya Medokan Asri Tengah, Rungkut. Keempatnya bertanding bersama ratusan siswa dari seluruh madrasah.
Neizal menceritakan, Kompetisi MTs/SMP IPS Terpadu Terintegrasi berupa tes tulis sebanyak 40 soal dalam durasi waktu 120 menit. ”Alhamdulillah, dalam 90 menit saya berhasil menyelesaikan seluruh soal, ada yang sedang dan beberapa cukup sulit,” aku remaja ABG yang tingggal di Bulak Banteng Madya Kenjeran.
Tempat Favorit
Neizal bisa menjawab soal IPS terpadu karena suka baca mulai LKS, buku pelajaran, buku IPS hingga pengetahuan umum. “Saya paling suka baca buku sejarah Islam dan tentang negara-negara Arab dan ASEAN,” ujarnya.
Dia menghabiskan waktu di taman baca di Balai RW dekat rumahnya.”Ada tiga tempat favorit saya membaca. Di Perpustakaan SD Muhammadiyah 21 Surabaya saat SD dulu, di taman baca Kelurahan Sidotopo Wetan, dan Taman Baca RW Bulak Banteng Madya,” ungkap Neizal.
Jam belajar di MTs Muhammadiyah 19 Surabaya yang hanya 4 hari di sekolah dan 3 hari di rumah dimanfaatkan dengan membaca dan mengurusi kedua adiknya yang kelas 4 SD dan PAUD, serta membantu ayahnya yang menyewakan terop.
”Kegiatan di rumah baca buku, nunggu adik sekolah, ngaji, dan bantu ayah bongkar pasang terop, sound system, dekor kuade yang biasanya mulai jam 22.00 hingga dini hari” tutur Neizal.
Neizal menambahkan, suka baca berkat dorongan orang tuanya yang tidak memberikan HP. ”Saya dilarang pengang HP, hanya boleh pegang buku. Saya boleh pegang HP saat SMA,” kata anak pertama pasangan Muhammad Anwar dan Rahayu. (*)
Penulis Muhammad Syaifudin Zuhri Editor Sugeng Purwanto