Adab Pembawa dan Penerima Berita Menurut Al-Quran; Liputan kontributor PWMU.CO Prima Mari Kristanto.
PWMU.CO – Warga Muhammadiyah Madiun bersama masyarakat lainnya berkesempatan mendengarkan tausiah secara langsung dari Prof Dr H Biyanto MAg.
Bertempat di halaman Islamic Center Jalan Sumatera Kota Madiun, Ahad (20/8/2022),hadirin tampak khidmat mengikuti pengajian Ahad Pagi oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur yang juga Guru Besar UIN Sunan Ampel ini.
Prof Biyanto membuka tausiah dengan menyinggung fenomena revolusi industri abad ke-18, 19, 20, dan 21 tentang penemuan mesin uap, listrik, teknologi informasi, komunikasi, sampai media sosial.
Disinggung juga fenomena crazy rich, yaitu keberadaan anak-anak muda yang mendadak jadi orang kaya melalui sosial media sebagai youtuber, influencer, selegram, tiktoker, data analis, data sainstis, bahkan buzzer.
“Era digital menjadikan kita semakin sulit memilah pemberitaan yang benar dan bohong atau hoax, “kata Prof Biyanto.
Dia mengatakan, pada masa lalu, untuk mengetahui sesuatu dikatakan benar atau salah ukuran utamanya adalah fakta. Tetapi hari ini kita berada pada era pascakebenaran atau post thruth.
“Masa post-thruth ini mengukur kebenaran dengan kesesuaian pandangan, ideologi, keyakinan, dan pilihan politik dari penerima berita,” kata dia.
Prof Biyanto menegaskan, dalam kondisi informasi yang berbaur antara yang benar dan hoax, al-Qur’an telah memberi panduan adab berkomunikasi bagi pembawa dan penerima berita.
Baca sambungan di halaman 2: Ada Komunikasi Menurut Al-Quran