PWMU.CO-Sejarah PCM Babat dibahas dalam Seminar Buku Sejarah Muhammadiyah Lamongan di Aula lantai 2 Kantor PDM Lamongan, Rabu (24/8/2022).
Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Babat dinobatkan sebagai juara satu Cabang unggulan pada Ranting Cabang Award 2017 kategori Cabang Unggulan LPCR Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan LPCR Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Award katagori Cabang Unggulan Outstanding Muhammadiyah Jawa Timur 2017.
Anggota tim penulis Sejarah Muhammadiyah Lamongan, Fathurrahim Syuhadi menceritakan, paham Muhammadiyah masuk ke Babat sekitar tahun 1924 dibawa oleh Mochammad Shaleh, santri Kiai Mas Mansur di Surabaya.
Mochammad Shaleh, keturunan Madura lahir di Ampel, Surabaya, tahun 1901. Selain sebagai santri, dia sudah dianggap keluarga sendiri. Kedekatannya dengan KH Mas Mansur itu membuatnya sempat bertemu dengan KH Ahmad Dahlan.
Shaleh memiliki NBM (Nomor Baku Muhammadiyah) 135.684. Tercatat sebagai anggota di Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tanggal 12 Juli 1956. Sehari-hari dia adalah guru agama Islam dan guru ngaji di Sekolah Rakyat (SR) Babat.
Rahim menuturkan, Mochammad Shaleh tinggal di Tegal Sari yang sekarang menjadi Jalan Gotong Royong. Lokasinya bersebelahan dengan Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) Babat, dekat Stasiun Kereta Api Babat.
Pusat Dakwah
Dia menempati tanah yang luas. Di tempat sinilah dia tinggal dan mendirikan Mushala Baitus Shalihin sebagai pusat kegiatan dakwah. Mushala itu menjadi tempat mengaji al-Quran, pengajian atau kegiatan keagamaan lainnya. Sekaligus tempat menyebarkan paham Muhammadiyah.
Rahim yang juga Ketua Majelis Pendidikan Kader PDM Lamongan menyatakan, awal sejarah PCM Babat melalui pengajian oleh para tokoh seperti Mochammad Shaleh, KH Amar Faqih dari Maskumambang, KH Fadholi berasal dari Sedayu Gresik, Kiai Husnun Ambar dari Moropelang, Kiai Mustaqim Babat, dan Kiai Nahrawi dari Pucakwangi.
”Peran Sumowiharjo, tokoh Masyumi Babat juga besar untuk rintisan Muhammadiyah Babat. Melalui pengajian tersebut. Muhammadiyah mulai dikenal dan berkembang di masyarakat walaupun pada mulanya mendapat reaksi keras dari masyarakat yang berbeda pendapat dengan Muhammadiyah,” katanya.
Secara organisatoris, kata Rahim, keberadaan Cabang Muhammadiyah Babat belum dikelola dengan baik dan rapi. Namun, munculnya beberapa sekolah Muhammadiyah akhirnya juga memacu berdirinya kepanduan Hizbul Wathan pada tahun 1950-an yang dipelopori pemuda dan pelajar setempat. Kemudian menyebar ke daerah lain.
Pergolakan Politik
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur periode 2002-2006 ini mengatakan, sejarah PCM Babat tidak lepas dari pergolakan politik.
Perkembangan Muhammadiyah di Babat pesat seiring dengan Partai Masyumi yang membubarkan diri. Mubaligh Masyumi dan guru alumni Mualimin Yogyakarta membantu perkembangan Muhammadiyah di berbagai Cabang dan Ranting.
”Penataan struktural secara organisatoris oleh Muhammadiyah Babat dimulai dengan diterbitkan Surat Ketetapan nomor: 1007 / B, tanggal 15 Januari 1955 oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro,” ujarnya.
Sebelumnya, kata Rohim, pada tahun 1950-1967 cabang-cabang di Kabupaten Lamongan berada di bawah naungan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bojonegoro. Sebelum itu ada yang berada di bawah naungan Pimpinan Muhammadiyah Daerah/Cabang Gresik.
”Cabang Babat, meliputi Wilayah Pembantu Bupati Ngimbang. Mendapatkan pengesahan PP Muhammadiyah berdasarkan nomor 1952 tertanggal 4 Pebruari 1962,” ujarnya.
Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Lamongan periode 1998-2002 ini menjelaskan, setelah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan resmi berdiri, maka PCM Babat mendapat pengesahan pendirian organisasi berdasarkan SK PP Muhammadiyah nomor M/03/1977 tertanggal 6 Dzulqoidah 1397/19 Oktober 1977.
”Spirit berkembangnya Muhammadiyah di Babat tidak lepas dari kedatangan dua tokoh PP Muhammadiyah, KH Jarnawi Hadikusumo dan KH Zuhal Hadikusumo, serta para guru dan mubaligh dari Yogyakarta,” ujarnya.
Dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang pernah mengunjungi Babat antara lain KH AR Fahruddin, KH Azhar Basyir, Prof DR A Syafii Ma’arif, Prof Dr HM Amien Rais dan Prof Haedar Nashir.
Periodesasi PCM Babat
Kemudian penulis buku Mengenang Perjuangan Sejarah Muhammadiyah Lamongan 1936-2005 dan Jejak Sejarah Hizbul Wathan Lamongan memaparkan periodesasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat secara berturut turut.
-Periode I : Tahun 1959 – 1965 Ketua Mochammad Shaleh
-Periode II : Tahun 1965 – 1970 Ketua Adnan Nur Shodiq
-Periode III : Tahun 1970 – 1978 Ketua Syafii Hasyim
-Periode IV : Tahun 1978 -1984 Ketua HM Saechan
-Periode V :Tahun 1984-1986 Ketua HM Saechan
-Periode VI: Tahun 1985 – 1990 Ketua HM Saechan
-Periode VII: Tahun 1990–1995 Ketua HA Zaenuri
-Periode VIII:Tahun 1995 – 2000 Ketua HA Zaenuri
-Periode IX: Tahun 2000 – 2005 Ketua Drs H Noor Khozin MM
-Periode X: Tahun 2005 – 2010 Ketua HA Zaenuri
-Periode XI: Tahun 2010 – 2015 Ketua Drs H Abdul Ghoffar MM
-Periode XII: Tahun 2015 – 2020 Ketua Drs H Abdul Ghoffar MM
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Sugeng Purwanto