Universitas Muhammadiyah Tanggulangin, seloroh Din Syamsuddin di Sidoarjo; Liputan Darul Setiawan, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah 2005-2015 Prof Dr Din Syamsuddin MA hadir dalam dua agenda di Sidoarjo, Ahad (28/8/22). Pertama, memberikan pencerahan dalam Kajian Ahad Pagi yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo di Masjid An Nur. Kedua, tabligh akbar dan peresmian Masjid Al-Furqon Kepatihan, Tulangan, Sidoarjo.
Dalam Kajian Ahad Pagi, Din Syamsuddin membawakan tema “Dengan Kemerdekaan Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta”. Di hadapan ribuan jamaah yang hadir, dia bercerita saat pernah memimpin organisasi Islam yang didirikan KH Ahmad Dahlan tersebut.
Ada momen yang menarik, saat Din menghadiri salah satu kegiatan di luar negeri. “Ketika saya dikenalkan disebutlah ‘Prof Dr Din Syamsuddin, President of Muhammadiyah, the largest Islamic educational movement in the world’, yakni organisasi pendidikan Islam terbesar di dunia. Begitu adanya pengenalan orang luar negeri terhadap Muhammadiyah. Ini pengakuan dari dunia,” ujarnya.
Karena dari sudut amal usaha, lanjutnya, lembaga-lembaga yang kita miliki luar biasa. “Saya dulu sering menerima tamu dari luar negeri, lalu saya jelaskan sekolah-sekolah Muhammadiyah berjumlah belasan ribu mereka geleng-geleng kepala. Universitas Muhammadiyah berjumlah 176,” paparnya.
Din lalu mengatakan, bahwa dia baru dapat copy edaran dari Majelis Dikti untuk mewanti-wanti kepada PDM dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), agar jangan mudah-mudah mendirikan universitas atau perguruan tinggi. “Dulu juga ada, zaman saya di PP Muhammadiyah, kita kirim edaran ke PWM dan PDM agar jangan mudah-mudah mendirikan universitas. Nah, ternyata diulang lagi sekarang,” ungkapnya.
Universitas Muhammadiyah Tanggulangin
Menurut Din, rupanya terakhir ini banyak berdiri universitas Muhammadiyah yang baru. “Beberapa waktu lalu saya diundang ke Karanganyar, Jawa Tengah. Untuk mangayubagya, menyambut jamaah haji. Ternyata juga diumumkan telah berdiri Universitas Muhammadiyah Karanganyar, kalau nggak salah disingkat Umuka,” ucapnya.
Begitu satu dua pekan kemudian, beredar informasi berdiri Umukaba, Universitas Muhammadiyah Kendal dan Batang, Jawa Tengah. “Dua PDM bergabung. Jangan-jangan sebentar lagi ada Universitas Muhammadiyah Tanggulangin,” selorohnya yang langsung disambut gerr para jamaah.
Maka Majelis Dikti Muhammadiyah sampai-sampai mengeluarkan edaran jangan mudah-mudah mendirikan perguruan tinggi. “Saya termasuk yang tidak setuju, dulu juga. Karena kalau biasanya ada universitas Muhammadiyah di suatu daerah, maka orang-orang pintar, seperti ilmuwan dan intelektual di tempat itu berkumpul di Muhammadiyah,” kata Din. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.