Batik Peserta Muktamar dari Jatim ‘Dilaunching’, Begini Komentar Haedar Nashir; Liputan kontributor PWMU.CO Dadang Prabowo.
PWMU.CO – Anggota PWM Jawa Timur serempak memakai batik berwarna biru pada acara Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) Muhammadiyah Jatim yang diselenggarakan Sabtu (26/8/22).
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhamamadiyah, Prof Haedar Nasir, di awal sambutannya menyampaikan pujiannya pada motif batik baru yang dikenakan oleh seluruh anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim yang tampak elegan dengan batik itu.
Wakil Ketua PWM Drs Nur Cholis Huda MSi menyampaikan siang hari ini ketua dan wakil ketua PWM sengaja pamer seragam baru.
“Itu seragam utusan muktamar nanti. Semua anggota muktamar akan diberi gratis seragam tersebut,” ujarnya di hadapan para peserta musypimwil yang hadir di Aula Mas Mansur Gedung Muhammadiyah Jawa Timur, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya.
Tanpa Logo Muhammadiyah
Menariknya, menurut penulis buku Di Hatiku Ada Kamu itu, tidak ada logo muktamar dan Muhammadiyah.
“Entah karena kebaikan atau ‘kenakalan’ Pak Tamhid, seragam ini tidak ada gambar Muhammadiyahnya dan gambar Mukatamarnya,” tuturnya.
“(Mungkin) karena muktamar hanya dua hari. Habis itu ada muktamar lima tahun lagi. Eman bajunya hanya dipakai dua hari,” lanjutnya.
Dia menambahkan, seragam tidak diberi logo Muhammadiyah dan muktamar supaya bisa mendatangi undangan manten dan sunatan.
“Hanya saja, saya pesan kalau mendatangi sunatan jangan seragam. (Nanti seperti) fakir miskin dan anak-anak terlantar yang ditanggung oleh negara,” ujarnya.
Dihubungi PWMU.CO, Tamhid Masyhudi menyampaikan dia yang memilih motif seragam baru untuk peserta muktamar. Tapi, lanjutnya, semua anggota PWM kemudian menyetujuinya dalam rapat.
Sekretaris PWM itu menuturkan pilihannya jatuh pada motif tersebut karena baik dan tidak mudah lungset. Selain itu, pemilihan seragam tersebut karena ingin beda dari seragam lainnya di muktamar yang ada logo Muhammadiyah dan muktamar.
“Tentu (seragam tersebut) lebih fleksibel. Bisa dipakai apa saja tetmasuk mantenan,” ungkapnya. “Selama ini baju seragam (Muhammadiyah) bagus dan mahal tapi gak bisa digunakan selain acara Muhammadiyah,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni