Hati-Hati Menulis di Medsos, Ada UU ITE dan CCTV Allah; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Ustadz Muhammad Arifin MAg menerangkan tantangan dakwah di era digital, Ahad (29/8/22) Subuh.
Arifin–sapaannya–menyatakan tantangan dai sekarang lebih berat. Sebelum menjelaskan lebih lanjut, dia menegaskan, dai atau pendakwah itu bisa semua manusia yang mengaku beriman kepada Allah.
“Tinggal kita bisa menempatkan diri pada porsi kita masing-masing,” ungkapnya pada Kajian Akhir Agustus di Masjid Taqwa SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik. Kajian itu juga termasuk rangkaian Bimbingan Teknis Dai Komunitas Regional V yang digelar LDK PWM Jatim.
Menurutnya, saat ini mereka menghadapi tantangan dakwah berupa peredaran gelap narkoba dan perkembangan informasi dan teknologi yang begitu cepat sehingga tidak terkendali. “Yang membatasi adalah iman kita!” tuturnya.
Perkembangan teknologi tak terkendali itu seperti munculnya judi online dan pornografi. “Kalau kita ke warkop, begitu khusuk orang dengan HP-nya melakukan judi online,” ujarnya. Bahkan, katanya, banyak yang lupa anak, istri, dan lainnya sebab khusyuk main judi.
Sedangkan pornografi, sambungnya, merusak perilaku, gaya hidup, dan membentuk pola tingkah yang sangat mengerikan. Jadi dia mengajak jamaah waspada jika anaknya sibuk menyendiri. “Tolong diawasi betul, bahkan kalau bisa ya kita harus tahu password anak-anak kita!”
Dia lantas mengajak jamaah melihat ilustrasi arus lalu lintas percakapan di dunia maya ternyata lebih padat daripada di dunia nyata. Oleh karena itu, menurutnya, mereka harus pandai memilih dan memilah sesuai perkembangan teknologi.
Gadget untuk Dakwah
Menurut Arifin, dengan luasnya keterlibatan gadget dalam kehidupan sehari-hari dan fakta pengguna gadgettak kenal usia, dia mengingatkan, “Alangkah luar biasa manfaatnya ketika gadget itu kita gunakan untuk berdakwah!”
Kemudian, terkait bagaimana dakwah dalam pesatnya perkembangan teknologi, menurutnya mereka harus mengimbangi dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi positif. “Marilah kita manfaatkan teknologi yang ada ini sebagai cara berdakwah!” ajaknya.
Sebab, tidak perlu mondok bertahun-tahun atau menguasai sekian tafsir untuk bisa dakwah digital. “Cukup dengan gadget, ya. Selama kita punya gadget, InsyaAllah bisa berdakwah!” tegasnya.
“Oleh karena itu ketika kita ditanya Allah apakah sudah melakukan dakwah di dunia, tidak ada alasan mengatakan tidak, karena kewajiban dakwah itu bukan hanya bagi seorang dai atau muballigh,” imbuhnya.
Dia lantas membacakan hadits riwayat Muslim, “Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”
“Kita dakwah itu kan mengajak kepada sebuah kebaikan. Jadi siapa pun yang menerima dengan baik, mengamalkannya, maka kita dapat indahnya. Demikian juga kalau kita membagikan hal-hal tidak baik,” sambungnya
Kalau bisa mengirim hal-hal baik, lanjutnya, kenapa harus mengirim hal buruk yang meresahkan? Itulah mengapa istilah saring sebelum sharing (membagikan) itu penting. Arifin menuturkan, “Jangan semua berita kita share. Anda akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah!”
CCTV Allah
Ketika jari kita mengetik di gawai, lanjutnya, mungkin lepas dari pengawasan manusia, seperti teman atau saudara. “Tapi itu akan langsung dipantau oleh Allah melalui kamera Allah. CCTV Allah namanya malaikat Raqib dan Atid itu tidak mengenal waktu,” jelas Arifin.
Kabid Agama Sosbud BNPT-FKPT Jatim itu juga mengingatkan agar jamaah berhati-hati dalam mengetik. Sebab, sekarang ada UU ITE. “Kadang-kadang kita tidak sadar bahwa apa yang kita sampaikan mengandung unsur kebencian,” ungkapnya.
Dia memperingatkan, “Hati-hati, ya! Jangan sampai kita masuk kategori intoleran, masuk yang dianggap radikal, yang dianggap keduanya embrio terjadinya teroris.”
Makanya, kata Arifin, dakwah butuh strategi seperti dalam an-Nahl ayat 125. Yakni dengan cara hikmah, nasihat yang baik dan menegur dengan bijak. (*)