PWMU.CO– MPS (Majelis Pelayanan Sosial) PP Muhammadiyah mengadakan Pelatihan Keuangan bagi Pengelola Keuangan Amal Usaha Muhammadiyah dan Amal Usaha Aisyiyah bidang Pelayanan Sosial.
Pelatihan diikuti oleh 50 peserta dari Panti Asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah se Jawa Timur di Hotel Kapal Garden Sengkaling Malang pada Ahad-Senin (4-5/9/2022).
Pelatihan keuangan sesuai Standar Pelaporan Keuangan Organisasi Berorientasi Non Laba di Indonesia (ISAK No. 35).
Pelatihan ini dibuka oleh Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Ir Tamhid Masyhudi. Dalam sambutannya ia mendorong pengelola Panti Asuhan sebagai lembaga andalan Muhammadiyah bak martil yang menempa besi menjadi beraneka peralatan bermanfaat, menjadi mercusuar di tempatnya masing-masing.
”Ayo jadikan AUMSosial menjadi lembaga pengkaderan, datangkan banyak ahli di berbagai bidang yang mengembangkan potensi anak-anak panti,” tandasnya dengan intonasi yang tinggi dan semangat berapi-api.
Di awal sambutannya, Tamhid mengemukakan, dalam perjuangan dakwah hendaknya kita mengambil teladan dari Rasulullah Muhammad saw yang membangun peradaban di Mekkah dan Madinah dari kawasan yang dulunya dikenal jahiliyah menjadi tempat tumbuh berkembangnya peradaban dalam jangka waktu 23 tahun.
Sementara itu di tempat lain sudah ada peradaban maju di Romawi dan Persia yang ditandai adanya karya bangunan dan ilmu-ilmu dasar.
Menurut Tamhid, tiga kunci pilar kehidupan modern yang dilakukan Rasulullah adalah dengan membangun kesejahteraan, memberi makan, dan silaturahim.
Tiga konsep yang dikembangkan Nabi di Madinah ini mengalahkan para ilmuwan yang mencoba membangun peradaban dengan literasi yang bersumber dari banyak buku.
Meneladani apa yang dilakukan Rasulullah tadi, sambung dia, maka Muhammadiyah yang memiliki banyak AUMSos adalah organisasi yang memelihara konsep pembangunan peradaban yang dilakukan Rasulullah.
Setelah mendengar paparan Tamhid Masyhudi yang berapi-api dan bersemangat memotivasi peserta pelatihan Wakil Sekretaris MPS PWM Jatim Dzulkifli yang bertindak sebagai moderator acara mengatakan,”Terima kasih kepada Prov Tamhid, julukan baru karena provokasi yang begitu membakar semangat semua audiens.”
Julukan baru Prov bermakna provokator membuat peserta perhatian tertawa. Ini beda dengan panggilan Prof yang berarti profesor.
Penulis Sunarsih Editor Sugeng Purwanto