Pesan Busyro Muqoddas di Serasehan GTK SMA Muhi, liputan kontributor PWMU.CO Yusron Ardi Darmawan
PWMU.CO – Bertepatan dengan miladnya yang ke-73, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta (SMA Muhi) mengelar Sarasehan dan Temu Kangen Purnaguru dan Tenaga Kependidikan (GTK) di di Grha As Sakinah, Senin (5/9/22).
Acara ini dihadiri sekitar 100 purna-GTK dan 120 GTK aktif. Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas Tri Hari Nurdin MPd menyampaikan kegiatan ini rutin diadakan setiap milad SMA Muhi di bulan September.
“Kegiatan ini bertujuan untuk membangun komunikasi dan ajang silaturahmi yang baik antara sekolah dengan para senior yang dahulu pernah mengabdi di SMA Muhi,” katanya.
Dia memaparkan ada dua pemateri yang hadir yaitu Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sekaligus mantan Ketua KPK Dr H M Busyro Muqoddas SH MHum dan mantan Ketua Ikatan Arsitek Indonesia yang merupakan alumnus SMA Muh 1 Yogyakarta Ar Munichy Bachron Edrees IAI AA.
Program Unggulan Sekolah
Kepala SMA Muhi Drs H Herynugroho MPd dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas kepada tamu undangan yang telah menyempatkan waktunya untuk hadir. Dalam kesempatan tersebut dia menjelaskan beberapa program unggulan sekolah yang telah dijalankan saat ini.
“Di bidang inovasi pembelajaran sekolah telah menyelenggarakan pembelajaran bahasa Inggris bersama Teachcast With Oxford yang membantu siswa untuk belajar komunikasi bahasa Inggris,” ujarnya.
Pada tahun ajaran 2022/2023 ini SMA Muhi telah bekerja sama dengan ACT Educations Solutions Limited (ACT) International untuk melaksanakan program kelas internasional Global Assessment Certificate (GAC).
“Semoga program GAC ini dapat membekali peserta didik dengan kualifikasi masuk perguruan tinggi secara global. Ada lebih dari 100 universitas dan perguruan tinggi yang disebut sebagai GAC/ACT Pathway University yang berlokasi di Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Meksiko akan siap menerima lulusan dari program GAC/ACT.”
Dia menyampaikan sekolah fokus untuk meningkatkan empat kompetensi yang harus dimiliki siswa di abad 21 yang disebut 4C. Yang dimaksud 4C itu adalah critical thinking and problem solving (berpikir kritis dan menyelesaikan masalah), creativity (kreativitas), communication skills (kemampuan berkomunikasi), dan ability to work collaboratively (kemampuan untuk bekerja sama).
Jawab Tantangan Zaman
Dr H M Busyro Muqoddas SH MHum berharap SMA Muhi memiliki nilai lebih dibanding dengan lulusan SMA Muhammadiyah lainnya. Siswa SMA Muhi harus siap menjawab tantangan zaman sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan menghadapi era industri 4.0.
“Sekolah juga harus tetap membudayakan siswa untuk berpegang teguh pada nilai-nilai dasar yaitu al-Quran dan as-Sunnah yang menjadi pondasi dalam menjawab beragam jenis tantangan zaman.“
Dia berharap sekolah berkomitmen membentuk generasi berakhlakul karimah, cerdas dan tanggap menghadapi perubahan zaman dengan memberikan pengalaman belajar berkonsep Islami dan modern sesuai perubahan zaman.
“Mengutip surat al-Hasyr ayat 18 dapat dipetik hikmah agar guru senantiasa untuk belajar dari pengalaman masa lalu untuk perbaikan di masa depan. Allah telah menjanjikan bahwa setiap perbuatan yang dilakukan manusia akan diteliti dengan cermat.”
Pentingnya Karakter
Pada materi kedua, Ar Munichy Bachron Edrees menyoroti pentingnya karakter peserta didik agar kuat dan kokoh. Perintah untuk membentuk generasi yang kuat dan kokoh karakternya itu ada dalam Surat Ibrahim ayat 24-25.
“Untuk membentuk hal tersebut guru harus menjadi pembelajar sejati. Pembelajar sejati merupakan penafsiran dari wahyu pertama, Iqra. Seorang pembelajar sejati mesti menginsyafi belajar tidak terbatas waktu, tempat, dan usia. Tepat sekali sabda Rasulullah SAW yang menerangkan, Menuntut ilmu itu sedari buaian hingga datangnya kematian.”
Di mana saja berada, dengan siapa pun berinteraksi, seorang pembelajar sejati bisa memetik hikmah dan mereguk wawasan. Berjalan ke penjuru negeri dan mengamati perilaku manusia merupakan inspirasi untuk berkarya bagi pembelajar sejati. Ilmu sepele dan sederhana bagi kebanyakan orang, bisa menjadi ide cemerlang bagi pembelajar sejati untuk mengajarkannya.
“Dengan ilmu tersebut kemudian berbagi inspirasi ke sebanyak-banyaknya orang. Lebih hebat lagi bila dengan tulisan itu banyak orang yang tercerahkan dan tersadarkan.”
Jika, tekannya, hal ini diterapkan maka guru bisa sebagai idola bagi siswanya dan yang disampaikan akan bisa diterima dengan baik. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.