PWMU.CO – RSML Kini Punya Ruang Rawat Inap Kesehatan Jiwa, ODGJ Bukan Penyakit Kurang Iman. Ruang Rawat Inap Kesehatan Jiwa ‘Mentari Pagi’ Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML), Jawa Timur, diresmikan Selasa (6/9/2022).
Peresmian dilakukan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi yang diwakili oleh Plt Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Lamongan, Umorona. Dia didampingi oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Lamongan Drs H Shodikin MPd, anggota Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PDM Lamongan, beserta jajaran pimpinan RSML.
Direktur RSML dr Umi Aliyah, menjelaskan nama ‘Mentari Pagi’ dipilih sesuai dengan semangat Muhammadiyah sebagai penolong kesengsaraan umum (PKU). “Untuk senantiasa memastikan harapan pemulihan dari gangguan jiwa hadir untuk semua orang,” katanya.
Dia menambahkan, Paviliun Mentari Pagi berlokasi tepat di area depan RSML sebagai upaya mengurangi stigma kesehatan jiwa yang seringkali masih tidak diprioritaskan dan dipandang sebelah mata.
Umi Aliyah menjelaskan, hasil survey Global Health Data Exchange tahun 2017 menyatakan Indonesia menempati urutan pertama negara dengan jumlah penderita gangguan jiwa terbanyak se-Asia Tenggara.
“Di Asia Tenggara, ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) terdata mencapai lebih dari 68 juta jiwa, sementara di Indonesia berjumlah sekitar 27,3 juta jiwa,” ungkapnya.
Memahami tidak ada kesehatan tanpa kesehatan jiwa, sambungnya, maka RSML menginisiasi Ruang Rawat Inap Kesehatan Jiwa ‘Mentari Pagi’ dengan kapasitas 8 tempat tidur dan 1 ruang seklusi atau isolasi.
Dia menguraikan, Paviliun Mentari Pagi didesain memperhatikan kebutuhan pasien psikiatri dengan dua bed per kamar, sofa untuk penunggu, kamar ber ac, taman yang tenang serta gemericik dari kolam air mancur tepat didepan ruang rawat inap sebagai implementasi konsep healing garden.
Ruang Rawat Inap Kesehatan Jiwa ‘Mentari Pagi’ ini juga dilengkapi dengan day carepelatihan okupasi untuk ODGJ dengan aktivitas melukis, olahraga, dan pelatihan barista kopi sehingga paska rawat inap perasaan berdaya ODGJ tumbuh untuk pulih kembali.
Bukan Penyakit Kurang Iman
Kegiatan peresemian didahului dengan sharing session yang menghadirkan dr Era Catur Prasetya Sp.KJ dan Agus Sugianto.
“Mentari Pagi menghapuskan gelap malam, membuka pintu ketika semua jalan tertutup buntu. Praktik memasung, memilih diam, menyembunyikan, mengucilkan orang dengan gangguan jiwa, ditinggalkan di jalan, berkeliaran, dan dianggap malu keluarga harus segera dihapuskan,” tutur dr Era Catur Prasetya, Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) Ruang Rawat Inap Kesehatan ‘Mentari Pagi’ RSML.
Sementara Agus Sugianto, motivator dan pernah mengalami sebagai pasien ODGJ, mengatakan stigma bahwa gangguan jiwa adalah penyakit karena kurang iman dan memalukan telah menghalangi proses penerimaan seseorang yang memiliki gangguan jiwa maupun keluarganya untuk datang berobat.
“Padahal dalam proses pemulihan, penerimaan menjadi langkah awal yang besar,” kata Anto SG, demikian dia biasa dipanggil.
Lamongan Bebas Pasung
Peresmian Ruang Rawat Inap Kesehatan Jiwa ‘Mentari Pagi’ RSML ini juga sebagai rangkaian kegiatan “Bakti untuk Negeri” yang merupakan kegiatan menyambut Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah 18-20 November 2022, di Solo.
Ketua PDM Lamongan Shodikin berharap keberadaan ruang rawat inap kesehatan jiwa ini adalah jawaban atas kebutuhan masyarakat. “Hadirnya ruang rawat inap jiwa ini adalah bagian dari gerakan Muhammadiyah berkemajuan yang mewujudkan Islam sebagai Rahmatan Lil’alamin,” tegasnya.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Lamongan, Umorona dalam sambutannya mewakili Bupati Lamongan memberikan apresiasi kepada RS Muhammadiyah Lamongan yang memberikan perhatian kepada kesehatan mental bagi warga Lamongan dan sekitarnya.
“Hal ini selaras dengan kegiatan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM) Kabupaten Lamongan yang mempunyai tujuan mengendalikan dan memberikan pelayanan kepada ODGJ dengan lebih manusiawi”, jelasnya.
Dia menjelaskan, saat ini pasien ODGJ di Kabupaten Lamongan ada 3.389 jiwa. Pada tahun 2016, pasien ODGJ yang dipasung adalah 191. Sekrang Kabupaten Lamongan sudah bebas pasung sejak tahun 2017.
Umorona mengatakan Pemkab Lamongan mempunyai program inovasi di bidang kesehatan yaitu Program Lenyapkan Pasung Memanusiakan Pasien Jiwa (Lesung si Panji) Lamongan yang meraih penghargaan sebagai yang terbaik dalam Kompetisi Kelompok Budaya Kerja (Siyakin) 2018 Jawa Timur.
“Lesung si Panji ini merupakan program untuk memanusiakan orang dengangangguang jiwa (ODGJ). Dari program ini lahir Kelompok Budaya Kerja (KBK) Komunitas Peduli Jiwa (Kopi Jala) di UPT Puskesmas Laren,“ jelasnya.
Untuk itu, sambung dia, kami berharap Pemkab Lamongan akan berkolaborasi dengan RSMKL sebagai contoh baik bagi daerah lain dan memajukan pelayanan kesehatan mental dan jiwa di Lamongan dan sekitarnya.
Pada akhir sambutan, Umarona menegaskan penghakiman masyarakat terhadap ODGJ yang mengalami kesusahan bukanlah solusi atas masalah yang dihadapi.
“Kembali terhubung, memberikan ruang untuk mendengar, dan membuka jalan untuk berinteraksi bersama akan menepis stigma dan membuka jalan menuju pemulihan orang dengan gangguan jiwa,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni