Romo Benny: Lelucon Abdul Mu’ti Sukses Mempertobatkan Suster Terapis; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Prof Abdul Mu’ti digemari tidak hanya di Indonesia. Hampir setiap tahun dia ada di Vatikan. “Luar biasa (dia) mempertobatkan seorang suster terapis, teman saya,” ungkap Pastor Romo Antonius Benny Susetyo.
Kata dia, suster itu tidak pernah tertawa. “Begitu Prof Mu’ti berceramah, dia tertawa dan mengirim fotonya ke mana-mana,” kenangnya lantas tertawa juga. Peserta pun spontan ikut tertawa. “Jadi hebatnya itu!” imbuhnya di lantai 1 Aula Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Hal ini dia ungkap pada peluncuran buku Guyon Maton: Lucu Bermutu ala Muhammadiyin yang ditulis Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti MEd, Jumat (9/9/22).
Romo Benny–sapaannya–menyatakan, “Prof Mu’ti ini punya yang namanya kuasa, yang disebut kuasa Ilahi dan kuasa magis.” Sebagian peserta tak kuasa menahan tawanya mendengar ini.
“Apa kuasa magis itu? Kalau kita baca, lelucon dia tidak sekadar membuat tertawa tapi membuat hati terguncang, membuat orang akhirnya berrefleksi, dan mempertobatkan orang!” jelas Romo Benny.
Tapi, sambungnya, juga ada kuasa Ilahi. “Yaitu mampu menyatukan dan mendinginkan suasana sehingga joke Prof Mu’ti itu joke kelas wachid!” lanjutnya disambut tepuk tangan peserta.
Menurutnya, orang yang bisa melakukan ini intelektualnya itu di atas rata-rata. Kemudian dengan rendah hati dia berkelakar, “Saya nggak bisa guyon karena (intelektual) di bawah rata-rata.” Peserta gerr-gerran mendengarnya.
Tak puas, Romo Benny masih melanjutkan, “Sehingga Prof Mu’ti mengatakan, saya digelari yang terpelajar karena kurang dipelajari.”
Dia lantas ingat ketika mereka pergi ke Belanda. “Saya bagian masak, dia membantu. Prof Mu’ti itu cair sekali. Jokenya menarik. Cara Prof Mu’ti menjelaskan kompleksitas Indonesia itu sederhana saja,” terangnya.
Romo Benny menyimpulkan, “Joke membuat parlemen bisa paham, oh gitu ya Indonesia itu.” Di samping itu, dia menilai Prof Mu’ti mampu membangun energi positif.
Jadi Presiden Joke
Dia menegaskan, buku bersampul hijau dengan karikatur sang penulis terpampang jelas di sana itu layak dibaca. “Buku ini menurut saya excellent!” ujarnya.
“Tidak ada kiai besar yang mampu menghasilkan joke setelah Pak Hasyim Muzadi (mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama 2000-2010). Setelah itu ya Prof Mu’ti. (Selain itu) tidak ada lagi. Dulu ada Gus Dur, setelah era itu habis,” terangnya.
Kata Romo Benny, karena Prof Mu’ti mampu membuat para romo tersenyum sumringah, jadi kehadirannya setiap tahun selalu para romo nantikan. “Hebatnya Prof Mu’ti tiap tahun bertemu romo,” imbuhnya.
Kemudian waktu menghadiri Konferensi Luar Biasa Pendidikan bersama tokoh-tokoh dunia, kata Romo Benny, Prof Mu’ti mampu mengubah paradigma pendidikan dengan joke-nya. “Sampai sekarang tidak hanya jadi joke, tapi mampu mengubah paradigma pendidikan dunia,” tambahnya.
Dari itu, dia menilai, “Prof Mu’ti layak jadi salah satu presiden joke Indonesia!”
Garingan
Menutup komentar lucunya siang itu, Romo Benny spontan menampilkan puisi garingan mengenai buku itu. Kata dia, garingan itu semacam ludruk ala Surabaya.
Lucu adalah kata demi kata yang dirangkai
dan kata itu penuh nada-nada
bukan nada datar
tapi nada-nada yang membuat kita terguncang, terguncang, terguncang
dan nada itu membawa satu kata
merombak tembok-tembok kekuasaan
dan dialah kekuatan nurani
Kata-kata Prof Mu’ti adalah kata yang tak bersayap
tetapi kata yang menyayat
membuat jantung dominasi kekuasaan menjadi tercebur dan tak mampu lagi menjadi orang-orang yang bingung dan linglung
Buku Prof Mu’ti adalah buku untuk kita
karena lucunya adalah kemanusiaan yang Ilahi
selamat, Prof!
buku ini harus mengguncangkan kita
karena lewat buku ini dakwah menjadi lebih humanis
dan dakwah yang penuh senyum itu berarti mampu membawa orang masuk surga. (*)