SD Muri Beri Bintang Karakter bagi Siswa yang Berani Jujur, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Qomariyah
PWMU.CO – Sebelum berinfak, siswa SD Muhammadiyah Giri (SD Muri), Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa Timur,menukar uang tanpa ada pengawasan dari guru melalui baskom plastik yang berisi uang pecahan yang telah disediakan.
Kepala Urusan Kesiswaan Umamah SAg saat ditemui PWMU.CO Rabu (14/9/22) menyampaikan, tahun pelajaran 2022-2023 ini ada yang baru dalam berinfak. Mulai dari kotak Infak baru dan ada petugas patroli dan membangun karakter jujur pada siswa melalui tukar uang.
“Untuk mewujudkan karakter jujur tersebut, maka infak filantropis yang selama ini berlangsung di kelas ataupun di rumah, sejak Ahad pertama bulan Agustus 2022 lalu, infak filantropis SD Muri berlangsung di teras sekolah. Jadi setiap pagi dilakukan oleh siswa,” katanya.
Dia memaparkan siswa kelas VI yang bertugas sebagai patroli sekolah bersiaga mengatur kotak infak bercat putih itu berjejer di teras sekolah. Di samping kotak tersebut disediakan baskom plastik yang berisi uang pecahan lima ratus, seribu ataupun dua ribu rupiah dengan jumlah yang cukup untuk anak-anak tukar uang saat berinfak.
“Biasanya orangtuakan memberi uang saku sekaligus uang infak dalam satu mata uang. Tentu tidak mulus-mulus saja usaha meraih karakter jujur ini. Walau sudah dilakukan training untuk tukar uang kejujuran, pernah ada kendala juga,” jelasnya.
Pernah hilang uang tukar pada baskom plastik tersebut. Ada rasa kecewa tentunya. Usut punya usut, ternyata terjadi kesalahpahaman. Ada anak dari kelas bawah memasukkan semua uang yang dibawa dari rumah ke kotak filantropis kelasnya dan lalu mengambil uang kembalian di wadah plastik tersebut.
“Tentu saja uang berkurang 10.000,” lanjutnya, tertawa renyah.
Sejak kejadian itu, petugas patroli pagi bersiaga mengawal anak kelas bawah, utamanya kelas I dan II untuk tukar uang, lalu memisahkan uang saku ke dalam tas dan uang infak dimasukkan ke kotak filantropis kelasnya. Hal tersebut berlangsung sekitar satu pekan, selebihnya lancar-lancar saja.
“Alhamduliilah, sejak itu uang tukar tidak pernah berkurang yang berarti anak-anak, khususnya siswa kelas bawah sudah memahami aturan tukar uang dan karakter jujur siswa sudah tertanam dengan baik,” imbuhnya.
Bintang Karakter
Penguatan karakter jujur harus terus menerus dilakukan, berkesinambungan, dimana saja dan kapan saja. Seperti yang dilakukan guru al-Islam Kholid Al Anshri SPdI. Di setiap kesempatan, dia selalu meneriakkan kata jujur dan menjelaskan adab yang harus dilakukan pada setiap siswa yang mendapati barang temuan.
Selain itu, dia menyampaikan siswa hendaknya mengumumkan barang tersebut atau menyerahkan pada guru untuk diamankan. Apabila siswa menemukan uang dan tidak diketahui siapa pemiliknya, sebaiknya dimasukkan ke dalam kotak infak, dengan menyertakan niat pahala untuk dirinya dan orang yang punya uang tersebut.
Suatu hari, Kholid ingin mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran siswa. Hingga dengan sengaja, Kholid menjatuhkan uang 5.000 di selasar sekolah saat jam istirahat. Dari tempat jauh Kholid mengamati dan kemudian terlihat siswa kelas II Harmony Diana Rahmaniah memungut uang yang sengaja dijatuhkan Kholid dan bertanya ke teman-temannya untuk mencari tahu siapa pemilik uang tersebut.
Saat bel masuk kelas berdering, Diana menyampaikan kepada Kholid tentang uang hasil temuannya. Segera setelah itu, Kholid memberikan reward Bintang Karakter kepada Diana untuk ditempel di papan Awan Karakter kelasnya.
Berakhlaqul Karimah
Kepala Sekolah SD Muri Luthfi Arif MPd mengatakan pemberian reward sangat bagus untuk membuat anak senang, percaya diri dan terpacu untuk selalu semangat belajar dan berakhlakul karimah.
“Seperti pembiasaan jujur ini,” katanya, pendek.
Dia memaparkan Indonesia adalah negara yang sama sekali belum lepas dari persoalan korupsi. Bahkan sudah sampai pada level kritis. Koruptor merajalela di mana-mana. Bukan tidak mungkin dengan usaha yang kuat, sinergi yang baik antara sekolah, orangtua dan masyarakat dalam penguatan karakter jujur, anak-anak ini kelak menjadi generasi masa depan yang tangguh mempunyai iman yang kuat dan membawa negeri ini.
“Menuju negeri yang terbebas dari budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.