Madrasah Ini Gratis, Punya Usaha Air Isi Ulang dan Warkop; Laporam Nurkhan, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – MI Muhammadiyah 2 Campurejo, Panceng Kabupaten Gresik, Jawa Timurkedatangan tiga tamu, Senin (12/9/22). Yakni Anggota Maejlis Dikdasmen PDM Gresik Mohammad Nurfatoni; Anggota Majelis Lingkungan Hidup PDM Gresik Misbah ST MT; dan Sekretaris Eksekutif Majelis Dikdasmen PDM Gresik Mardliyatul Faizun SS.
Mereka bertiga hadir sebagai juri Lomba Lingkungan Sekolah Muhammadiyah Sehat (LLSMS) 2022 yang diadakan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik.
Dalam visitasinya Fatoni, panggilan Mohammad Nurfatoni, bersama tim menggali beberapa informasi tentang manajemen pengelolaan madrasah, sebelum melaksanakan penilaian LLSMS.
Karena MIM 2 Campurejo ini gratis, dia menanyakan biaya operasional selama satu bulan kepada Nimatus Sholichah, kepala madrasah. “Habis berapa dana operasionalnya Bu?” tanyanya.
Bu Nik, sapaan Nimatus Sholichah menjawab, “Rp 5 juta Pak, itu untuk biaya operasional madrasah,” jawabnya.
“Kemudian untuk gaji gurunya berapa?” Fatoni melanjutkan pertanyaannya.
“Hampir Rp 8 juta pak, tapi biaya tersebut tidak dari siswa. Karena siswa tidak dipungut SPP (gratis) mulai kelas I-VI. Akan tetapi jika kelas VI terdapat biaya untuk Ujian Nasional, tamasya, dan acara akhirussanah,” jawab Bu Nik.
Mendengar penjelasan itu, Fatoni ingin menggali informasi, dengan menanyakan sumber dana, berapa guru yang sertifikasi, dan model kegiatan belajar mengajar (KBM).
Bu Nik menyampaikan, biaya operasional dan gaji guru bukan dari SPP siswa, tapi dari donatur tetap dan tidak tetap. Di samping dana bantuam operasional sekolah (BOS) dari pemerintah.
Selain BOS dan donatur dari aghniya, ada juga tambahan sumber dana lainnya yaitu bisnis air isi ulang dan warung kopi. Semuanya itu untuk membantu biaya operasional madrasah.
“Tidak banyak hasil isi ulang dam warung kopi, tapi sangat membantu operasional madrasah. Ada juga infak anak setiap hari. Cuma infak tersebut hanya untuk kegiatan sosial,” terangnya.
Mendengar penjelasan itu, Fatoni mengaku senang. Dia bangga karena madrasah yang lokasinya dekta pantao ini punya usaha berupa air Isi ulang dan warung kopi.
Dia juga takjub karena madrasahh iniu menggratiskan biaya sekolah bagi siswanya: mulai dari uang gedung, uang ujian, dan SPP. Apalagi ketika Bu Nik menyebutkan bahwa 12 gurunya—dari total 14 guru—sudah bersertifikasi.
“Kalau begitu guru-guru tersebut tidak digaji dong, karena sudah sertifikasi,” canda Fatoni sambil tersenyum.
Estafe Belajar sampai Malam
Nimatus Sholichah lalu menjelaskan model pembelajaran di MIM 2 Campurejo. Waktunya di bagi tiga tahap. Pagi pukul 06.30-12.20, sore pukul 15.30-16.30, dan malam pukul 18.00-19.30 wib.
KBM secara formal adalah pagi hari, dengan kombinasi kurikulum Kemendikbudristek dan Kemenag. Sore hari adalah pendidikan nonformal madin alias madrasah diniyah dengan mempelajari kitab-kitab klasik.
“Adapun setelah Maghrib, anak-anak di Taman Pendidikan Alquran (TPA). Mereka belajar belajar baca tulis al-Quran, tajwid, termasuk fasahah tartil dengan menggunakan metode Tilawati,” ungkap Bu Nik.
Fatoni, yang juga Pemimpin Redaksi PWMU.CO kemudian memberikan beberapa masukan untuk pengembangan madrasah ini setelah menjumpai penemuan-penemuannya dalam kunjungan itu.
Pertama, agar meningkatkan kualitas madrasah sehingga tidak terkesan ketika masyarakat menyekolahkan anaknya di lembaga ini karena gratisnya, bukan karena kualitasnya.
Kedua, agar berkolaborasi dengan Badan Tajdied Centre (BTC) Kabupaten Gresik, untuk menggunakan metode Tajdid. Sebab metode ini milik Persyarikatan Muhammadiyah.
Ketiga, agar bekerja sama dengan Lazismu Gresik untuk menjalankan program filantropi kecil. Sebab banyak sekali program filantropi yang bisa saling bantu-membantu antara sekolah Muhammadiyah satu dengan yang lain.
“Di madrasah sudah ada kegiatan infak harian bagi siswa, itu digunakan untuk sosial. Kalau bisa dikelola lebih bagus lagi dan bekerja sama dengan Lazismu Gresik,” pesannya.
Madrasah ini juga harus mempunyai langkah ke depan untuk menanggulangi kemungkinan, misalnya BOS di tiadakan oleh pemerintah, agar madrasah ini tetap bisa dikondisikan dengan baik.
“Diusahakan wali murid tidak gratis total. Mungkin dalam hal apa mereka diminta untuk membayar, biar Jer Masuki Mawa Beyo (untuk selamat, berhasil, dan bahagia itu membutuhkan uang),” usulnya mengutip motto Provinsi Jawa Timur.
Sementara itu, Misbah memberikan masukan agar MIM 2 Campurrejo menambah tanaman agar lingkungan sekolah tampak asri, hijau, dan menjadi lebih sehat.
Dia juga menyarakan agar budaya kebersihan dan kerapian semakin ditingkatkan, agar tak ada budaya membuang sampah sembarangan. (*)