Festival Pemikiran Ahmad Syafii Maarif, Ini Rangkaian Kegiatannya; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Maarif Institute akan menggelar Festival Pemikiran Ahmad Syafii Maarif (ASM) selama delapan bulan ke depan, Oktober 2022-Mei 2023.
Direktur Program Maarif Institute Mohammad Shofan bersama rekannya Pipit Aidul Fitriyana menyampaikan serangkaian kegiatan hajatan besar itu pada Silaturahmi Online Merawat Pemikiran ASM, Jumat (23/9/22) malam melalu Zoom.
Hajatan terdekat berlangsung pada Oktober dan November 2022. Agenda pertama berupa ‘100 Hari Ahmad Syafii Maarif’ yang digawangi Pipit Aidul Fitriyana.
Pipit Aidul Fitriyana menambahkan, meski nama programnya ‘seratus hari’ tapi sebenarnya itu bukan peringatan tepat seratus hari kepergian ASM. “Sudah lewat,” ujarnya.
Aidul—sapaannya—juga menekankan, mereka tidak mempermasalahkan penggunaan istilah ‘100 hari’ yang identik dengan tradisi di kaum Nahdliyin. Karena kaum Nahdliyin pun menurutnya juga merasa memiliki sosok ASM.
Agenda 100 Hari ASM itu meliputi dua kegiatan spesial. Pertama, peluncuran dan diskusi buku ‘Bulir-bulir Refleksi Seorang Mujahid’ (kumpulan tulisan Buya ASM di Kompas), ‘Indonesia Jelang Satu Abad’ (kumpulan resonansi tulisan Buya ASM di Republika), dan ‘Al-Quran untuk Tuhan atau Manusia’.
Agenda lainnya, ada pengumuman pemenang sayembara lomba video pendek dan lomba esai. “Segmentasinya ini anak-anak muda semua,” ungkap Shofan. Untuk acara puncak berlangsung di Bentara Budaya Jakarta (27/10/22).
Muktamar Pemikiran ASM
Agenda besar berikutnya berlangsung pada November 2022. Persis sepekan sebelum Muktamar Muhammadiyah di Surakarta, pihaknya akan menggelar Muktamar Pemikiran Ahmad Syafii Maarif. “Gongnya di pembukaan Muktamar tanggal 12,” ungkap Aidul.
Inilah upaya internalisasi semangat intelektualisme dan cita-cita sosial ASM di kalangan muda Indonesia melalui proses diskursus publik dan kaderisasi intelektual.
Muktamar Pemikiran ASM yang digelar di Surakarta ini terdiri dari dua kegiatan. Pertama, Simposium Pemikiran ASM bertajuk ‘Islam, Kebinekaan, dan Keadilan Sosial: Relevansi dan Kontribusi ASM untuk Bangsa’ di Surakarta (12/11/22).
Shofan menerangkan, pihaknya menghadirkan banyak narasumber pada acara yang digelar empat sesi dalam sehari itu. Di antaranya, mengundang tokoh sekaliber Asia Tenggara Dr Azhar Ibrahim PhD, dari Singapura. Tokoh Muslim Indonesia Ulil Abshar Abdalla kata dia juga turut hadir.
Selain itu, ada tokoh Muhammadiyah, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti ME. Ada pula tokoh lintas agama Romo Gregorius Soetomo SJ yang membahas kerukunan umat beragama.
Hadirnya beberapa tokoh lintas agama dan cendekiawan di Simposium itu fokus membahas relevansi pemikiran ASM dalam konteks tantangan keislaman, keindonesiaan dan kemanusiaan. Harapannya, lahir pokok-pokok pikiran yang disumbangkan kader terbaik Muhammadiyah untuk bangsa dalam syiar Muktamar Muhammadiyah ke-48.
Kegiatan ini akan diikuti 100 orang peserta dari berbagai daerah yang tersebar di lintas provinsi di seluruh Indonesia. Mereka terdiri dari kader intelektual dan aktivis ormas-ormas Islam maupun lintas agama, peneliti muda alumnus program Maarif Fellowship dan alumnus Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan (SKK) Ahmad Syafii Maarif, juga peserta SKK Ahmad Syafii Maarif periode 2022.
Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan
Di lokasi yang sama, usai Simposium, ada Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan (SKK) Ahmad Syafii Maarif ke-4 (13-17/11/22). Narasumber yang mereka hadirkan punya otoritas di bidang keilmuannya.
SKK-ASM ialah ruang yang memungkinkan generasi muda berbagi pengetahuan dan pengalaman antarsesama yang berasal dari daerah berbeda di seluruh Indonesia. Shofan menerangkan, pihaknya mengundang tak lebih dari 30 orang dari berbagai lintas agama, tokoh, aktivis muda, bahkan mahasiswa S2 maupun S3.
“Di sini kita memprioritaskan teman-teman yang mengerti pemikiran Buya Syafii Maarif!” ungkapnya. Karena itu, sambungnya, peserta harus mengikuti syarat menulis esai sepanjang 10-15 halaman.
“Banyak kalangan non muslim yang ikut mendaftar. Kita akan seleksi! Sejauh ini yang sudah mendaftar ada 59, yang akan kita seleksi sekitar 17 orang,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, mereka juga mengundang alumnus SKK ASM. “Alumnus penting kita libatkan supaya bisa sharing, karena mereka sudah melakukan salah satunya menyosialisasikan pemikiran Buya dalam berbagai kegiatan sesuai bidang mereka di tempat mereka,” jelas Shofan.
Festival di 2023
Pada Februari 2023, ada ‘Mensyukuri Dua Dekade Maarif Institute’. “Nggak terasa sudah 20 tahun. Apa yang sudah dilakukan Maarif Institute dan apa hasilnya? Kita akan refleksikan itu semua,” jelasnya.
Kegiatan ini meliputi Malam Syukuran Dua Dekade dan Kopi Darat Komunitas Pecinta Pemikiran Ahmad Syafii Maarif (Teras Maarif). “Terdiri dari anak-anak milenial yang betul-betul concern, membaca pikiran Buya melalui berbagai karyanya,” imbuhnya.
Terkahir, pada Mei 2023, ada ‘Bulan Pemikiran Ahmad Syafii Maarif’. “Kita sebut Bulan Pemikiran ASM karena sejatinya Buya lahir dan wafat di bulan Mei. Beliau lahir tanggal 31 Mei, kemarin beliau wafat tanggal 27, tidak jauh dari tanggal lahirnya,” terang Shofan.
Kegiatannya meliputi ajang tahunan Syafii Maarif Memorial Lecture (SMML) dan penganugerahaan Ahmad Syafii Maarif Award. “Selama ini, mencari tokoh-tokoh lokal, lintas Asia Tenggara, yang kira-kira punya kontribusi penting dan bersinggungan dengan apa yang selama ini diperjuangkan Buya ASM,” ungkapnya.
Seluruh kegiatan itu, lanjut Shofan, punya satu tujuan bagaimana mereka bisa menyosialisasikan, merawat, dan mewarisi gagasan ASM. Selain itu, tujuan lainnya kata Shofan, internalisasi dari pemikiran ASM untuk dijadikan basis ideologi melakukan aksi kemanusiaan.
PWMU.CO menjadi salah satu dari 13 media afiliasi Muhammadiyah yang pertama mendapat info kegiatan ini. “Karena kami berharap hajatan kami ini menjadi hajatan bersama, ini bisa diawali media Muhammadiyah,” imbuh Shofan. (*)