Lulusan Terbaik Program Pascasarjana UMG Ber-IPK 4,00 Dosen Universitas Negeri di Thailand; Liputan Kemas Saiful Rizal, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Program Pascasarjana (PPS) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) menggelar Yudisium VI Tahun 2022 di Hotel Horison GKB Gresik, Sabtu (24/9/2022).
Yudisium diikuti 29 wisudawan. Terdiri dari 22 lulusan Program Studi Magister Manajemen dan t7 lulusan Magister Pendidikan Bahasa Inggris.
Turut hadir dalam acara ini Direktur Program Pascasarjana UMG, Dr Mu’minatus Sholichah, Ketua Program Studi Magister Manajemen Dr Rahmat Agus Santoso SE MM; Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Dr Nirwantoi Ma’ruf SS MHum, serta para dosen PPS UMG. Tampak hadir Dr Suyoto, mantan Bupati Bojonegoro yang juga pengajar PPS UMG.
Dalam sambutannya Dr Mu’minatus Sholichah mengatakan yudisium ke-6 mencatat rekor terbanyak mahasiswa PPS UMG yang pernah diyudisium.
Bu Mu’min, panggilan akrabnya, berpesan kepada wisudawan yang diyudisium agar berterima kasih kepada pasangan, istri atau suami, anak-anak, orangtua, serta para guru dan dosen.
“Karena atas peran serta merekalah kita bisa menyelesaikan kuliah,” ujarnya. Dia juga berpesan bahwa tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras, perjuangan, dan doa.
Pada kesempatan ini juga diumumkan wisudawan terbaik. Lulusan terbaik Magister Manajemen diraih oleh Husni Mubarok SE MM dengan IPK 3,96. Sedangankan lulusan terbaik Magister Pendidikan Bahasa Inggris diraih oleh Tri Febrianti Valentina dengan IPK 4,00.
Kuliah dari Thailand
Menariknya, Vebi, panggilan akrab Tri Febrianti Valentina mengikuti perkuliahan di Magister Pendidikan Bahasa Inggris UMG sejak awal hingga akhir secara daring (via zoom) dari Bangkok Thailand.
Maklum saja, Febi yang juga lulusan S-1 Pendidikan Bahasa Inggris UMG tahun 2014, adalah dosen di Rajamangala University of Technology Krungthep, Bangkok Thailand sejak 2017 hingga saat ini.
Menurut Febi, kampus tempatnya mengajar adalah salah satu universitas negeri di Negeri Gajah Putih itu. Mahasiswanya tidak berasal dari Thailand saja, namun ada juga dari China, Iran, Kambodia, Nepal, dan Indonesia.
Saat ditanya PWMU.CO apakah kerasan bekerja di Thailand, dia menjawab kerasan. “Tidak mungkin saya mengajar hingga selama ini, jika tidak kerasan,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni