Dapat Siswa dari Lamongan, Ini Pesan Juri LLSMS pada SD Mutu TOPS Dukun Gresik; Liputan Mohammad Hasbi Amirudin, kontributor PWMU.CO Gresik
PWMU.CO – Juri LLSMS disambut meriah oleh siswa SD Muhammadiyah 1 (SD Mutu TOPS) Dukun, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Kamis (29/9/2022).
Puluhan siswa membentuk barisan sepeti huruf L sambil menyanyikan lagu Tunjukkan Semangatmu:
Tunjukkan semangatmu kepada SD Mutu
tunjukkan semangatmu kepada SD Mutu
Kami ini anak hebat
kami ini anak kuat
kami ini anak ini anak pilihan.
Kami jago di sekolah
kami jago di keluarga
kami jago di mana-mana
Nyanyian penuh semangat itu ditutup dengan tepukan khas SD Mutu TOPS Dukun: S … D …Mu … Tu …TOPS …
Lomba Lingkungan Sekolah Muhammadiyah Sehat (LLSMS) diselenggarakan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik menggandeng Majelis Lingkungan Hidup PDM Gresik.
Hadir sebagai juri di SD Mutu yang berslogan TOPS (terampil, optimis, peduli, dan semangat) hari itu adalah Mohammad Nurfatoni, Misbah, dan Mardliyatun Faizun.
Usai disambut, ketiganya diajak berkeliling oleh Kepala SD Mutu TOPS Zakiyatul Faikhah SPd ke berbagai ruang dan kelas. Saat di ruang kepala sekolah Mohammad Nurfatoni langsung mengkritik keberadaan bunga artifisial yang terpasang di situ (juga di ruang guru).
“Ini sebaiknya diganti dengan bunga hidup, bunga sungguhan. Untuk menunjukkan kepedualian lingkungan kita,” katanya.
Kantin Sehat
Berbincang-bincang sebentar di situ, tim juri kemudian diajak berkeliling oleh Bu Ita, sapaan kepala sekolah. Salah satunya ke kantin sekolah yang terletak di lorong depan kelas.
“Sehat Bu makanan dan minuman yang dijual?” tanya Fatoni, sapaan akrab Mohammad Nurfatoni, kepada lima pengurus Ikatan Wali Murid (Ikwam) yang hadir di kantin tersebut. Salah satunya, Ketua Ikwam SD Mutu TOPS Dukun periode 2021-2025 Nur Hasanah.
Pertanyaan Fatoni dijawab oleh Fairus Marisa, salah satu pengurus Ikwam. Menurut dia semua minuman yang dijual memakai gula asli. “Dan makanan yang dibuat non-MSG( penyedap rasa),” jawabnya
Fairus juga menjelaskan, makanan dan minuman di kantin yang dikelola oleh Ikwam ini hargnya tidak boleh mahal. Harga dipatok Rp 1000 sampai Rp 3000. “Bahkan bakso, lontong mi, gado-gado, ataupun burger anak-anak bisa membelinya dengan harga Rp 3000,” jelasnya.
Nur Hasanah menceritakan sejarah berdirinya kantin sehat ini. Semua itu berawal tutupnya kantin bersma perguruan Muhammadiyah Dukun akibat pandemi Covid-19.
Dia menjelaskan, setelah sekolah kembali offline, anak-anak kebingungan jika bekal dari rumah habis karena pelajaran berakhir sampai pukul 13.00. Juga ada kekhawatiran anak-anak membeli jajanan tidak sehat di luar.
“Maka lahirlah kantin ini pada tanggal 20 Juli 2021,” ujarnya. Dia menambahkan kantin dijaga oleh pengurus Ikwam secara bergantian.
Bu Ita mengatakan karena ada keterbatasan ruang, maka kantin ditempatkan di lorong antara kelas I dengan kantor kepala sekolah. Dia berjanji akan menyediakan ruang kantin yang memadai saat pembangunan gedung baru segera direalisasikan.
“Tapi kami bersyukur, dengan adanya kantin yang sederhana kebutuhan asupan pendamping anak-anak terpenuhi dan terkontrol karena makanannya sehat,” ujarnya.
Masuk Kelas
Setelah di kantin, para juri memasuki beberapa ruang kelas. Salah satunya di kelas I. Saat itu mata pelajarannya adalah Bahasa Indonesia. Fatoni memberikan tantangan kepada para siswa.
“Ayo anak-anak siapa yang berani membaca atau bercerita di depan?”
Semua anak mengangkat tangannya. Luar biasa antusiasme para siswa. Namun hanya ada dua anak yang mendapatkan kesempatan maju ke depan. Yaitu Muhammad Afham Abdur Rauf yang diminta membaca teks cerita dan Muhamma Misyari Rasyid Al Afasy menggambar di papan tulis.
Kunjungan berlanjut ke ruang kelas V. Kebetulan saat itu juga anak-anak tengah mengikuti simulasi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) Literasi dan Numerasi.
“Selamat dan sukses! Tetap semangat untuk tetap belajar,” kata Fatoni memberi motivasi.
Kelas VI juga dimasuki oleh juri LLSMS. Juri dari MLH PDM Gresik, Misbah, sangat suka melihat sebuah karya yang bergelantungan di kelas VI berupa miniatur Tata Surya. Dia mengapresiasi hasil karya siswa kelas VI tersebut. “Suasananya seperti berada di sebuah galaksi,” komentarnya.
Di kelas itu Fatoni bertanya pada para siswa, “Setelah lulus nanti, siapa yang melanjutkan ke atas?” tanyanya. Yang dimaksud ‘ke atas’ adalah MTs Muhammadiyah 1 Dukun yang menempati lantai dua gedung di Perguruan Muhammadiyah Dukun itu.
Ada 90 persen siswa yang mengangat tangan. “Alhamdulillah banyak yang akan melanjutkan di MTs Muhammadiyah 1 Dukun,” katanya.
Di ruang kelas VI itu Fatoni juga menemukan kenyataan, ternyata ada siswa bernama Raihan Azriel Maulana Putra yang berasal dari Desa Alang-Alang, Kecamatan Karangbinangun Lamongan—3 km dari Desa Padang Bandung, Kecamatan Dukun, tempat MIM Mutu TOPS berada.
Fatoni terkejut mendengar itu. Azriel menjelaskan orang tuanya tertarik SD Mutu TOPS karena banyak kegiatan eksklunya, termasuk Tapak Suci dan Hizbul Wathan. Karena itu dia rela mengantar-jemput anaknya setiap hari.
Kepada Azriel, Fatoni berpesan, “Ajak adik teman-teman sekolah di sini ya.
Lalu kepada kepala sekolah, Fatoni langsung mengingatkan, bahwa jika sekolah itu bermutu atau unggul, maka akan dicari oleh masyarakat meskipun rumahnya jauh. Karena itu dia berpesan agar terus memperkuat keunggulan sekolah ini.
“Dan yang penting terus diberitakan agar keunggulan itu bisa menjangkau banyak kalangan,” pesannya. Fatoni bangga karena di sekolah ini ada dua yang sudah menjadi kontributor PWMU.CO, Yakni kepala sekolah dan Mohammad Hasbi Amirudin.
Selain ditulis di PWMU.CO Fatoni mendorong untuk mempublikasikan lewat media sosial seperti Instagram, Facebook, Youtube, dan lainnya.
Fatoni juga berpesan pentingan getok tular sebagai komunikasi tradisional masyarakat. Untuk itu dia menyarakan agar diadakan kegiatan secara bergiliran di rumah-rumah siswa. Entah tadarusan atau praktik hafalan al-Quran, atau penampilan ekskul.
“Dimulai dari rumah Azriel di Lamongan. Pasti nanti akan menjadi perbincangan warga desa. ‘Wah keren ya sekolah di SD Mutu TOPS’,” katanya.
Duta Sekolah SD Mutu TOPS
Pada kesempatan menjuri itu, Fatoni dan Misbah juga sempat berbincang dengan dua siswa yang menjadi duta sekolah. Yaitu Duta Sekolah Raihan Azriel Maulana Putram yang asal Lamongan itu dan Duta Literasi Muhammad Haris Wibowo.
Kepada Raihan, Fatoni menanyakan apa tugas Duta Sekolah. “Menyambut tamu dan mewakili sekolah,” ujarnya pendek.
Bu Ita menjelaskan, Azriel merupakan duta sekolah karena sering menjuarai berbagai lomba kejuaraan olahraga seperti sepak bola. “Dia sering beetanding dari Lamongan, Kediri, hingga Kediri,” ujarnya.
Sementara Muhammad Haris Wibowo yang masih duduk di kelas V hari ini dia diminta untuk menunjukkan kemahiran dalam berliterasi. Kali ini dia menampilkan storty telling. Gelak tawa muncul dari para dewan juri beserta dewan guru yang melihat performance–nya saat bercerita.
Dengan bahasa Inggris yang lancar dia bercerita tentang kisah Semut dan Belalang. Bukan hanya perubahan intonasi dan tempo suara yang haris mainkan, tetapi mimik wajah dan gestur tubuh juga dia mainkan dengan apik. Termasuk adegan menangis.
“Kok air matanya gak keluar,” komentar Fatoni bercanda diikuti gelak tawa juri, kepala sekolah, dan guru yang mendampingi.
Bu Ita mengungkapkan, Haris adalah Juara I Lomba Pildacil yang diadakan oleh Kelompok Kerja Guru Pendidikan Agama Islam (KKG PAI) Kecamatan Dukun tahun 2019.
Adapun story telling Semut dan Belalang itu pernah dia bawakan dalam sebuah lomba pada Februari 2022 saat Haris masih kelas IV. Dia berhasil menempati peringkat lima dalam Lomba Story Telling yang diadakan MTs Al Karimi Tebuwung, Kecamatan Dukun.
Memotivasi Guru
Kegiatan terakhir juri LLSMS di SD Mutu TOPS adalah bertemu para pendidik di ruang guru. Fotoni mengatakan, meski programnya adalah LLSMS, tetapi lebih dari itu kehadiran tim juri adalah untuk bersilaturahmi.
“Kami ingin bertemu dengan para guru dan siswa secara langsung,” ujarnya.
Menurutnya ini penting karena banyak sekolah atau madrasah di daerah yang butuh dorongan semangat karena ada beberapa keterbatasan. Seperti gaji atau ujrah guru-guru yang kecil.
“Tapi percayalah, ada ajrun (pahala) yang akan diberikan oleh Allah atas perjuangan dan pengbdian Bapak-Ibu dalam mendidik anak-anak bangsa ini,” kata Fatoni.
Menurutnya ajrun itu tidak hanya berupa balasan pahala di akhirat tapi langsung terbayar di dunia, baik dalam bentuk materi maupun non-materi.
“Ibu guru insyaallah akan dapat bayaran lain dari suami,” ujarnya sedikit bercanda. Tapi menurut dia ada rezeki yang bernilai besar tapi kadang tidak kita sadari. Dan itu merupakan ajrun Allah di dunia. Misalnya berupa keluarga yang bahagia, kesehatan, dan anak-anak yang shalih. Dan sebagainya.
Sementara itu Miftah berpesan agar warga sekolah menjaga dan melestarikan lingkungan dan budaya sekolah dengan program-program yang baru. “Kami menunggu perubahan-perubahan yang baru dari sekolah ini ketika suatu saat kembali ke sini,” katanya.
Dia juga menekankan tentang pentingnya karakter peduli lingkungan. Salah satunya menambah lagi pohon besar agar suasana di halaman sekolah tidak panas.
Zakiyatul Faikhah mengucapkan terima kasih kepada juri LLSMS. “Sebab dengan adanya lomba ini kami bisa bahu membahu dengan semua warga sekolah untuk menjadikan sekolah SD Mutu Tops Dukun menjadi sekolah yang lebih bersih, nyaman, dan indah,” ujarnya.
Menurutnya banyak masukan yang dia terima. “Dan itu sebagai cambuk buat kami agar ke depankami bisa lebih berbenah lagi menjadi sekolah yang lebih baik lagi, agar menjadi sekolah kebanggaan Muhammadiyah yang berkemajuan dan di minati masyarakat,” ujarnya. (*)