Di SD Mudabo Asesor MFS Disambut Nuansa Jepang; Liputan Lika Noermala, kontributor PWMU.CO Bojonegoro.
PWMU.CO – Kehadiran asesor Muhammadiyah Future School (MFS) di SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro Jawa Timur (SD Mudabo), Sabtu (1/10/2022), disambut dengan nuansa Jepang.
Bunga Sakura, tarian selamat datang Jepang, dan Duta Cilik dari Ekstrakulikuler Bahasa Jepang menjadi ikon penyambutan asesor MFS dari Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
“Ohayougozaimasu,” kalimat sambutan dalam bahasa Jepang disampaikan dua Duta Cilik: Aiko Caroline Khusnuliyah dan Ganang Damar Panuluh di gerbang masuk SD Mudabo.
Koordinator Acara Wiji Lestari menyatakan, tema Jepang diharapkan nanti pendidikan di SD Mudabo bisa seperti di negara Jepang. “Sekarang dimulai dengan adanya Ekstrakulikuler Bahasa Jepang sebagai pemula untuk mengadopsi budaya Jepang,” ujarnya.
Dia mengungkapkan untuk menyambut asesor harus disiapkan segala sesuatunya dengan matang. Dan dilakukan bergotong royong agar lebih ringan. Wiji mengaku sudah menyiapkan acara ini sejak akhir Agustus sampai sehari menjelang kehadiran asesor MFS, Jumat (30/9/2022).
“Ayo buat asesor kita terkesima dengan nuansa Jepang di SD Mudabo,” motivasi dia untuk para siswa SD Muda. “Budaya yang disiplin, IT yang modern dan berkemajuan.”
Us Lies sapaan akrabnya menegaskan sekolah SD Muda harus bisa mengadopsi budaya Jepang, untuk membentuk karakter yang berakhlak mulia dan berprestasi.
Menuju Sekolah ala Jepang
Endang Suprapti, sang asesor MFS, menjelaskan terdapat empat kategori MFS yaitu ada Muhammadiyah Outstanding School, Excellent School, Inspiring School, dan Potential School.
“MFS dan Muhammadiyah Education (ME) Awards baru ada di Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) di Jawa Timur. Di kota atau provinsi lain belum ada,” ujarnya.
Dia menjelaskan, MFS ini sebagai alat stabilitas manajemen sekolah. “Nanti untuk mengikuti akreditasi sekolah sudah terbiasa dalam menyiapkan dokumen,” tegasnya.
Anggota Divisi Kerja Sama Majelis Dikdasmen PWM Jatim itu menegaskan kita harus bisa menciptakan suasana sekolah seperti di Jepang.
“Ada taman-taman bunga. Penghijauan juga harus tanpa batas. Nuansa Jepang harus dimaksimalkan. Bukan hanya kedisiplinan saja,” katanya.
Endang Suprapti mengatakan, stabilitas dalam mempromosikan sekolah harus lebih terlihat. Visi misi harus ditampilkan di tempat yang strategis terutama di depan sekolah. “Sudah memiliki tempat yang mendukung maka harus dioptimalkan,” ujarnya.
Dia mengapresiasi sekolah yang berdiri tahun 2005 itu sudah bersih dan wangi. Tidak ada bau sampah. “Pemanfaatan lahan untuk penghijauan bisa menggunakan pohon bambu agar lebih sejuk dan nuansa Jepang lebih dirasakan,” pesannya.
Dia juga mengingatkan bukti tertulis dalam monitoring kegiatan harus dilakukan sebab banyak sekolah yang belum melakukan hal tersebut. Menurutnya, semua kegiatan harus didokumentasikan dengan baik. Sebab kegiatan apapun mudah dibuktikan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni