Mimsix Sosialisasi Program Madrasah Literasi ke Wali Siswa, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Nur Adhimah
PWMU.CO – MI Muhammadiyah 6 Sekapuk (Mimsix) Ujungpangkah, Gresik, Jawa Timur mengundang wali siswa kelas I-VI dalam acara silaturahim sekaligus sosialisasi terkait Program Madrasah Literasi dan Buku Pantauan Siswa (BPS), Jumat (30/9/22).
Kepala Mimsix Muhammad Wasil SPdI sebagai pemateri yang didampingi siswa Mimsix Micha Julias Lailatur Rahma sebagai pembawa acara, Nabila Adelia Farha sebagai operator, dan Mahira Hazna Hilmi sebagai pembacaan ayat suci al-Quran menyampaikan mengatakan salah satu program sekolah sebagai madrasah literasi.
“Hal tersebut sudah sesuai dengan program dari kementerian bahwa untuk tingkatan SD/MI akan dimunculkan madrasah literasi dan numerasi. Hal ini memerlukan dukungan dan kerjasama dengan wali siswa,” katanya.
Dia memaparkan persiapan madrasah kita sebagai madrasah literasi sudah mendekati 70 persen. Untuk itu kami mohon dukungan dan kerjasamanya dalam mendukung program kami. Literasi adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Madrasah Literasi
Muhammad Wasil menjelaskan untuk mewujudkan Madrasah Literasi siswa dan guru harus dilibatkan dengan membiasakan diri dalam membaca dan menulis. Dia juga mengungkapkan gerakan literasi Mimsix sudah terlihat dengan jelas.
“Anak-anak kita sudah mengisi mading yang barganti tiap dua bulan sekali, membaca 5 sampai 15 menit sebelum KBM, mengintegrasikan KBM di perpustakaan dengan pendampingan guru. Guru pun sudah mulai menulis di PWMU.CO,” ucapnya
Dia mengatakan Mimsix juga mulai bergerak sebagai Madrasah Inovasi dengan adanya papan pajangan hasil kerja atau karya siswa, mading kelas, dan sudut baca di masing-masing kelas.
Pembiasaan Berliterasi
Dalam sosialisasinya, Muhammad Wasil menjelaskan selain membiasakan siswa berliterasi, diperlukan pembentukan karakter yang baik.
“Pendidikan karakter adalah sebagai segala usaha yang dapat dilakukan secara sengaja untuk membantu seseorang sehingga bisa memahami memperhatikan nilai-nilai etika yang inti.”
Berawal dari masalah banyak anak yang tidak tertib, tidak mengerjakan tugas pelajaran, tidak disiplin, merasa sok premanisme, bullying, terlalu lama menggunakan HP bahkan tidak membantu orangtua dalam pekerjaan rumah. Maka diberikan solusi, dengan dibentuknya buku untuk memonitoring kegiatan siswa saat di madrasah dan di rumah.
Dalam sosialisasi terdapat tiga buku yang dibagikan pada hari itu yaitu buku literasi, Tahfidh, dan Buku pantauan Siswa (BPS).
“Buku literasi untuk di kelas dan diperpustakaan tidak untuk dibawa pulang. Sedangkan buku Tahfidh hanya boleh dibawa ketika waktunya tahfidzh. Sedangkan BPS setiap hari dibawah ke sekolah. Buku ini berguna untuk memantau kegiatan siswa di rumah sebagai bentuk monitoring terhadap anak- anak baik di madrasah maupun di rumah.”
Tujuan Berliterasi
Muhammad Wasil mengungkapkan tujuan dari program ini adalah agar siswa gemar shalat dan mengaji di rumah dan madrasah, hormat dan santun kepada orangtua dan guru, menyayangi sesama teman, bertanggung jawab atas tugas dan kewajibannya, dan disiplin dan semangat dalam belajar.
BPS berisi tentang kegiatan siswa berupa kegiatan belajar harian, kegiatan ibadah, informasi tugas, catatan guru, aktivitas di madrasah, dan aktivitas membantu orangtua saat dirumah.
Dia memaparkan aktivitas di rumah yang dimaksud yaitu dalam satu hari minimal satu jenis pembiasaan anak dalam membantu orangtua baik itu berupa menyapu, mencuci piring, maupun melipat baju.
“Anak-anak bermain HP juga harus dibatasi.” (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.