PWMU.CO– Kisah keledai dan dua orang menjadi tamsil kehidupan yang diceritakan dalam Pengajian Ahad Pagi PDM Trenggalek di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Suruh, Ahad (2/10/2022).
Pengajian menghadirkan penceramah Ustadz Drs Ahmad Rifai SH MH, Ketua Dewan Syariah Lazismu Kota Kediri.
Dalam pengajiannya dia bercerita kisah keledai dan ayah bersama anaknya menuju pasar. Seorang ayah dan anak berjalan sambil menuntun seekor keledai.
Pada tikungan pertama banyak orang menertawakan mereka sambal berkata,”Lihat mereka, betapa bodohnya, keledai untuk dinaiki, mengapa hanya dituntun.”
Lantas sang ayah berkata,”Oh iya ya, kenapa tidak dinaiki keledainya? Bodoh sekali saya.” Maka sang ayah naik keledai.
Lewat tikungan kedua, ayah dan anak itu bertemu beberapa orang. Mereka berkata lirih sambil melihat ke arah ayah dan anak tersebut. ”Masak ayah itu naik keledai tapi anaknya dibiarkan berjalan?”
Sang ayah berpikir lagi.”Oh iya ya. Masak aku tega membiarkan anakku berjalan sendiri menuntun keledai yang kunaiki. Kasihan dia.”
Sang ayah turun. Ganti anak naik keledai. Ayahnya berjalan dengan menuntun keledai.
Di tikungan ketiga mereka bertemu orang-orang yang berkomentar lagi. ”Hei, anak itu kok tega membiarkan ayahnya berjalan. Bukankah keledai itu kuat untuk dinaiki berdua.”
Ayahnya berpikir lagi. Makin bingung. Lalu dia naiki keledai itu berdua dengan anaknya. Meneruskan perjalanan ke pasar.
Lewat tikungan keempat ada seseorang berujar. ”Dasar anak sama ayah sama saja. Kasihan sekali keledai itu. Hewan kecil dinaiki dua orang.”
Sang ayah makin bingung. ”Tidak dinaiki salah. Dinaiki satu orang salah. Dinaiki berdua salah.”
Tak mau pikir panjang lagi, ayah itu mengajak anaknya menggendong keledai dengan cara diikat di kayu. Lalu dipikul berdua.
Pada tikungan ke lima mereka ditertawakan orang-orang. ”Lihat, dua orang itu bodoh sekali. Keledai kok digendong, tidak dinaiki.”
Pada akhirnya dua orang ayah dan anak itu berjalan ke pasar dengan jengkel. Diabaikan saja omongan orang-orang.
”Kesimpulannya, apapun yang kita lakukan tetap jadi omongan orang. Jangan terlalu memperdulikannya. Tetaplah fokus pada tujuan hidupmu,” tandas Ustadz Ahmad Rifai.
Penulis Kamas Tontowi Editor Sugeng Purwanto