![](https://i0.wp.com/www.pwmu.co/wp-content/uploads/2017/03/Dahnil-di-Gresik.jpg?resize=878%2C541&ssl=1)
PWMU.CO – Dalam teori ekonomi dunia dikenal sistem ekonomi terbuka dan sistem ekonomi tertutup. Dalam sistem ekonomi terbuka, masyarakat melakukan transaksi dengan siapa saja melalui pendekatan pasar bebas. Sedangkan dalam sistem ekonomi tertutup, seseorang membeli mengutamakan dari kelompoknya sendiri. Sistem tertutup inilah yang diyakini Dahnil bisa menjadi senjata melawan kapitalisme.
“Menurut ekonomi, siapa yang paling penting? Ya itulah pasar. Pasar itu yang dimaksud adalah konsumen. Pembeli adalah raja. Nah sayangnya sebagai mayoritas kita malah tidak berdaulat,” terang Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak dalam acara Dialog Penguatan Peran Ekonomi Genereasi Muda Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Sabtu (4/2).
(Baca: Tolong Panci-Panci Ini Dimanfaatkan sesuai Tujuan, Jangan Disalahgunakan dan Dari Jamur TiraMu hingga TissuMu, 15 Produk Lokal Gresik yang Siap Diangkat Pemuda Muhammadiyah ke Pasar Nasional)
Untuk itu, tokoh yang dikenal vokal dan kritis ini mengajak Pemuda Muhammadiyah mulai membangun sistem ekonomi tertutup. “Sebagai contoh di Muhammadiyah, berapa banyak captive market kita yang justru digarap orang lain? Jika kebutuhan warga Muhammadiyah saling disuplai warganya, ini bisa menjadi kekuatan ekonomi kita,” kata dia.
Dahnil mengacu pada kasus-kasus yang terjadi pasca-aksi 212 yang secara positif bisa menggerakkan Muhammadiyah membangun model ekonomi tertutup.
Dahnil juga mengajak para peserta dialog yang berasal dari Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah se-Kabupaten Gresik untuk memperkuat potensi ekonomi lokalnya. “Bangun aksi nyata, jangan hanya wacana. Realisasikan produknya dulu, jangan berkutat pada diskusi, atau membentuk jaringan tapi tanpa aksi,” pungkasnya. (Faizin)
Discussion about this post