Si Cabe Rawit SD Mugeb Masuk Final Kejuaran Pencak Silat FOP; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Syafi Jamalullail–salah satu siswa kelas VI Merkurius SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik, Gresik–masuk enam besar Festival Olahraga Pendidikan (FOP) 2022 Cabang Olahraga Pencak Silat, Kamis (29/9/22).
Ajang ini diadakan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Gresik yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), dan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Gresik. Di Wahana Ekspresi Poesponegoro Gresik, Jamal–sapaannya–beraksi dengan 90 pesilat dari pelajar SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA Se-Kabupaten Gresik.
“Kecil-kecil cabe rawit!” gumam Rahmat Arianto SPd, Koordinator Bina Prestasi Pengembangan Diri SD Mugeb. Melihat Jamal menjadi salah satu peserta yang bertubuh mungil, dia sungguh terpukau dengan aksi tunggal Jamal di tengah hamparan matras hijau siang itu.
Baik gerakan jurus tangan kosong, golok, maupun toya dia tampilkan dengan apik. Di belakangnya, tampak para wasit juri berseragam induk olahraga Pencak Silat alias IPSI fokus menontonnya.
Rahmat, sapaan akrab sang guru, semakin terpukau dengan permainan Jamal yang berjalan dalam waktu peragaan sempurna. “Tiga menit pas, tanpa kelebihan maupun kekurangan waktu. Wow, applause buat Jamal!” ungkapnya.
Sebab, dalam peraturan pertandingan, peragaan Jurus Baku Tunggal IPSI dilakukan dengan waktu tiga menit. “Ada toleransi waktu lebih ataupun kurangnya selama 15 detik,” imbuhnya.
Pukul 10.05 WIB, kabar bahagia datang dari Rahmat yang ikut mendampinginya di lokasi (29/9/22). “Alhamdulillah, Jamal juara II pool B jadi nanti bisa masuk final untuk memperebutkan juara I, II, dan III,” terangnya.
Untuk peserta jenjang SD putra, jumlah peserta sebanyak 19 anak. “Di pool B ada sembilan peserta, termasuk Jamal. Artinya, Jamal telah mengalahkan tujuh peserta lainnya,” imbuh Rahmat.
Dag-dig-dug
Kepada PWMU.CO, Jamal mengaku ada rasa dag-dig-dug saat menginjakkan kaki ke arena lomba. “Deg-degan sampai hampir ngeblank, apalagi waktu mau masuk ke gelanggang, makin deg-degan,” ujar peraih juara I laga kelas C Usia Dini Tapak Suci Berlian Open se-Jawa Timur 2019 itu.
Kemudian saat sudah sampai di tengah gelanggang, kata Jamal, deg-degan itu tiba-tiba hilang. “Sudah tenang. Apalagi pas selesai, lega pol! Ibaratnya kayak menghadapi hal yang kita gak bisa terus jadi bisa, lega,” terangnya.
Untuk ajang ini, Jamal mengaku fokus mempersiapkan diri selama empat hari. “Mulai Jumat, Senin, Selasa, Rabu (28/9/22),” urai peraih juara III Laga kelas C Usia Dini Tapak Suci Jatim Open se-Jawa Timur 2022 itu.
Adapun selama menampilkan aksi Seninya, Jamal ingat pesan dari sang ayah, “Pokoknya gerakannya harus dinikmati, jangan buru-buru!”
Menurut Rahmat, siswa yang pernah ikut Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) itu memang anak yang sangat sopan, aktif, mampu mengingat dengan sangat cepat, dan mau mendengarkan masukan dari orang lain.
Lidia Syarifiyah, ibu Jamal, mengucap terima kasih karena sekolah memberi Jamal kesempatan ikut berbagai ajang perlombaan. “Alhamdulillah, bisa mempersembahkan medali, meskipun belum bisa memberikan medali juara I. Keberhasilan Jamal tak lepas dari bimbingan dan latihan dengan ustad dan pelatih,” ujarnya.
Sebagai orangtua, sambungnya, dia hanya membantu memotivasi dan memfasilitasi Jamal. Minat Jamal terhadap Tapak Suci memang sudah terbentuk sejak masuk SD. “Makanya ekstrakurikuler kelas I dia ikut Tapak Suci (TS),” tambahnya ke PWMU.CO melalui WhatsApp (3/10/22).
Saat lelah, adakalanya Jamal tidak mau ikut ekstrakurikuler. “Tapi sejak saya diinfo pelatihnya dulu bahwa Jamal secara fisik dan kemampuan punya potensi bagus di tapak suci, maka kami berusaha agar Jamal tetap berlatih dan mendalaminya,” imbuhnya.
Sebagai solusi, Lidia, sapaannya, membolehkan Jamal memilih ikut satu ekstrakurikuler lain yang dia inginkan. Jadi saat ini dia juga ikut futsal. Dia juga menceritakan, “Saat dia bilang capek, kami beri pengertian dan motivasi terus. Barangkali melalui TS, nanti prestasi Jamal bisa melejit. Jadi ada kelebihan selain di pelajaran sekolah.”
Lama-lama, kata sang bunda, Jamal rajin ikut latihan. Dia pun bersyukur, “Alhamdulillah lama-lama Jamal terbiasa dan semangat berlatih. Meski harus latihan intensif setiap hari, malam-malam dari jam setengah 8 sampe jam 10, dia mau.”
Selebihnya, dia dan suaminya mendukung dengan mengantar-jemput serta menyediakan nutrisi yang cukup. “Karena Jamalnya sendiri semangat dan mau, kami tinggal mengikuti dan menyemangati saja,” tambahnya.
Tak dipungkiri, kadang ia merasa kasihan. “Hari-hari pagi sampai sore sekolah, pulang sekolah mengaji di TPQ, malam les. Kecuali kalau lagi ada latihan TS, ya latihan,” sambungnya.
Lagi-lagi dia berusaha mendukung penuh semangat juang sang anak. “Saat ditawari guru apakah Jamal diizinkan ikut lomba, saya tanya Jamalnya dulu. Kalau Jamal mau, ya boleh. Kalau Jamal nggak mau, Jamal saya ajak diskusi dulu alasannya kenapa he-he-he,” ujarnya. (*)