Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab diulas salah seorang pemateri dalam Edu Conference; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Waviq Amiqoh.
PWMU.CO – Widyaiswara Bidang Bahasa Arab Kemendikbudristek Dr Ahmad Ghozi MPd MA menyatakan, al-Quran bukan hanya untuk orang yang tinggal di sebuah jazirah, yakni semenanjung besar di Asia Barat Daya pada persimpangan Afrika dan Asia, tapi hidayah bagi seluruh manusia.
Hal ini dia paparkan saat menjadi narasumber pada Edu Conference and The Summit Meeting for Ismuba Teachers – ME Awards 2022 Special Edition di Auditorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Sabtu (8/10/22).
Al-Quran Diturunkan dalam Bahasa Arab
Mengawali dengan pantun, pergi ke sungai mencari ikan, ikan kecil ikan arwana, salam sapa saya ucapkan, semoga hadirin bahagia semua. Sontak seluruh peserta menjawab dengan ungkapan “cakep” yang diiringi tepukan tangan yang meriah.
Dr Ghozi menjelaskan ketika Allah SWT menurunkan al-Quran dengan bahasa Arab itu bukan sekadar Allah menurunkan untuk memudahkan orang-orang Arab, tapi itu disebabkan karena Allah memilih bahasa Arab untuk kaum muslimin. “Karenanya al-Quran laisa lil Arab faqad, maksudnya, bukan sekadar orang Arab saja,” ujarnya.
Al-Quran, sambungnya, linnaas, hudaa, aw likaafatinnaas, al-Quran hidayah bagi seluruh manusia. “Wa jamii’u khuruufihi wa kalimaatihi, yakni setiap kata, setiap huruf, dan setiap kalimat di dalamnya menjadi mukjizat,” jelasnya.
Kata-Kata wow
Apabila guru bahasa Arab meneliti kata-kata yang maktuubun fii al-Quran, yakni tertulis di dalam al-Quran, maka di sana akan banyak menemukan kata-kata wow. “Tapi pulang dari sini jangan bilang begini, ‘Pak saya dapat kata-kata wow dari Pak Ghozi’,” tuturnya disambut senyum peserta.
Kata wownya bisa dilihat dari setelah surat al-Fatihah, lalu Allah membuka dengan huruf muqooto’ah yaitu alif laam miim. “Sebagai guru bahasa Arab sudah selayaknya meneliti mengapa al-Quran terdapat huruf muqoto’ah,” tandasnya.
Al-Quran berbahasa Arab, ditujukan bukan sekadar untuk orang Arab, tetapi kemudian menjadi pemahaman yang universal. “Dalam banyak tafsir, salah satunya tafsir Ibnu Katsir, Al maraghi bahkan tafsir terbaru Prof Dr Muthawali As-Sya’rawi, itu banyak juga yang membahas mengapa huruf muqoto’ah muncul. Kita diminta untuk bersama-sama memikirkan bagaimana al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (Ismuba) ini betul-betul berjalan dan bisa kedepannya jauh lebih baik lagi,” tutupnya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.