Menko PMK: Pencegahan Stunting Sejalan dengan Ajaran Islam. Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan anak.
PWMU.CO – Program Presiden Jokowi tentang pencegahan stunting pada dasarnya sejalan dengan ajaran Islam. Harus ada usaha keras untuk menekan tingkat stunting di Indonesia dari 24 persen menjadi 14 persen di akhir tahun 2024. Syukur-syukur bisa kurang dari 10 persen.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam peringatan Milad Ke-113 Muhammadiyah yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Ahad (9/10/2022).
Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan anak. Bukan hanya pertumbuhan fisik tetapi juga pertumbuhan otak yang akan mempengaruhi prestasi mereka.
Selain itu, anak yang menderita stunting akan memiliki riwayat kesehatan buruk karena daya tahan tubuh yang juga buruk. Stunting juga bisa menurun ke generasi berikutnya apabila tidak ditangani dengan serius.
Muhadjir mengutip Quran Surat Luqman 14. “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada Aku kembalimu”.
Di dalam ayat itu ada dua periode sangat penting yang diingatkan oleh Allah. Yatu masa bayi di dalam kandungan dan masa bayi menyusu ibu. Janin di dalam kandungan itu 9 bulan 10 hari, sedang ibu menyusui bayi itu selama 2 tahun. Hal itu menegaskan bahwa masa 3 tahun pertama kehidupan bayi itu adalah sangat kritis karena saat itulah sangat rawan terjadi stunting pada anak.
Air Susu Ibu
Ia mengatakan, masa tiga tahun pertama ini akan banyak mempengaruhi kehidupan manusia selanjutnya. Ia mencontohkan, berdasar penelitian kualitas tenaga kerja kita ini kurang tinggi karena mayoritas pada masa bayinya mengalami stunting.
“Al-Quran menyebutkan wahnan ala wahnin wa fishaluhu fi amain atau ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah. Menunjukkan betapa sangat berat tanggung jawab ibu terhadap anaknya. Untuk itu Allah menegaskan anak wajib berbakti kepada orang tuanya. Dan pengabdian kepada ibu itu tiga kali lipat daripada keada ayah.
Lantas Muhadjir mengutip lagu Keramat Rhoma Irama: Hai manusia, hormati ibumu. Yang melahirkan dan membesarkanmu. Darah dagingmu dari air susunya. Jiwa ragamu dari kasih sayangnya. Dialah manusia satu-satunya. Yang menyayangimu tanpa ada batasnya.
Untuk itulah program pemerintah dalam pencegahan stunting dilakukan sejak dini. Setiap kelurahan harus memiliki data warganya yang hamil dan bayi yang berumur sekitar 3 tahun. Ibu hamil akan dipantau kondisi dirinya dan janinnya. “Nanti di setiap Puskesmas akan diberi USG. Jadi ibu-ibu hamil jika mau USG tidak harus ke rumah sakit. Cukup dilayani di Puskesmas,” katanya.
Muhadjir menegaskan salah atu asupan gizi untuk mencegah stunting adalah air susu ibu (ASI). ASI itu asupan yang terbaik untuk bayinya. “Tidak ada yang lebih baik dari ASI. Jangan percaya iklan susu buatan, ” tegasnya.
Ia menambahkan agar para ibu hamil banyak mengkonsumsi makanan yang bersifat alamiah seperti ikan. Agar menggunakan kearifan lokal. Orang-orang dulu telah memiliki cara dalam perawatan ibu hamil dan bayinya. Misalnya menggunakan ramuan tertentu.
Kepada ibu-ibu Aisyiyah, Muhadjir berpesan agar ikut serta secara intensif dalam kegiatan pencegahan stunting. (*)
Penulis Anwar Hudijono Editor Mohammad Nurfatoni