Selesai, Naskah Buku Sejarah Muhammadiyah Lamongan; Liputan Mohammad Su’ud, kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Ketua Tim Penulisan Sejarah Muhammadiyah Lamongan Ady Sucipto Djaiz menyerahkan naskah kepada Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Drs H. Shodikin MPd, Rabu (12/10/2022).
Momentum yang ditunggu-tunggu ini disaksikan sejumlah anggota PDM dan tim penulis di meeting room PDM Lamongan. Tampak hadir anggota PDM yang lain, yakni H. Subagio SE, M. Ghufron MAg, H. Ali Hilmi dan Drs M. Yazid. Sedangkan tim penulis yang hadir yaitu: Ady Sucipto Djaiz, Mohamad Su’ud, Fathurrahim Syuhadi, Ma’in, dan M. Ali Dzulfikar.
Ady Sucipto Djaiz—yang biasa dipanggil Mas Cipto, merasa lega atas tuntasnya buku sejarah ini. “Tim melakukan penelitian cukup lama mulai Juni 2019-Oktober 2022. Penelitian dilakukan di 27 PCM se-Kabupaten Lamongan. Banyak kendala dan dinamika yang kami hadapi di lapangan baik kendala intern maupun eksternal,” tutur aktivis IPM era 90-an ini.
Mas Cipto juga menceritakan penelitian sempat terhenti setahun, sejak ada wabah Covid-19. Lalu di awal 2022 tim tancap gas untuk melanjutkan. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan yang selalu men-support dan dan memotivasi kami sehingga kami tetap eksis dan semangat menjalankan tugas yang cukup menantang ini,” tandas Mas Cipto.
Apresiasi Ketua PDM Lamongan
Ketua PDM Lamongan Shodikin gembira dengan selesainya penulisan buku oleh tim. “Kami menyampaikan terima kasih, atas kerja keras tim penulis yang tidak kenal lelah. Semoga ini menjadi amalan kebaikan yang akan menginspirasi para pimpinan, aktivis, dan anggota Muhammadiyah khususnya dan masyarakat pada umumnya,” urai Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Pemerintah Kabupaten Lamongan.
Lebih lanjut Shodikin berpesan agar para penulis buku ini tidak berhenti sampai di sini saja. “Jangan berhenti sampai sini, teruslah menulis. Ini menjadi tantangan. Anda telah menggoreskan sejarah yang sangat berharga,” harap Shodikin.
Menanggapi kritik-kritik yang datang dalam penulisan ini, Shodikin memberikan semangat kepada tim penulis. “Ikhlas saja, kritik itu biasa. Lalui saja. Proses ilmiah sudah dilakukan. Kalau misalnya ada kekurangan ya lumrah,” tandasnya.
Fathurrahim Syuhadi, salah satu tim penulis, mengungkapkan menulis sejarah tidak akan menemukan kesempurnaan. “Kalau nggak ditulis tidak akan muncul buku. Kami menulis bagian dari melestarikan amal perjuangan para pendahulu. Buku ini bagian dari ikhtiar tersebut,” tandas KIetua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan ini.
Fathurrahim juga menuturkan buku yang selesai ditulis ini tidak ada unsur “titipan”, semua dilakukan seobjektif mungkin.
Buku sejarah setebal 300 halaman ini berjudul Tumbuh Mekar di Bumi Erlangga, Sejarah Pergerakan Muhammadiyah Lamongan Tahun 1936-2022. Sebelumnya juga telah terbit buku yang berjudul Mengenang Perjuangan Sejarah Muhammadiyah Lamongan 1936-2005, yang ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni