Bertema ‘Leko Bu’, P5 Kelas I SDMM Seru!; Liputan Fidyah Izzul Islami, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Siswa kelas I SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Jawa Timur, melakukan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Senin (10/10/2022).
Menurut Wali Kelas I Tuli, Prima Ari Rosyida SPd, selama sebelas hari ke depan tidak ada pembelajaran intrakurikuler, melainkan kegiatan kokurikuler berbasis projek. Kegiatan P5 berfokus pada materi, praktik, dan pembuatan projek.
“Adapun projek di kelas I bertema kearifan lokal Kabupaten Gresik, yakni ‘Leko, Bu!’ akronim dari Lestari Kotaku, Lestari Budayaku,” ujarnya.
Seperti biasa, di hari pertama P5 juga diawali dengan kegiatan ruitin. Siswa berangkat ke sekolah lebih awal. Bel masuk tepat pukul 07.00, siswa bersiap untuk melafalkan Janji Pelajar Muhammadiyah dilanjutkan dengan berdoa di kelas masing-masing.
Sebelum masuk pada materi projek, siswa dikenalkan secara singkat apa dan bagaimana pelaksanaan P5. Kemudian, siswa diajak bernyanyi bersama lagu Pelajar Pancasila yang dipopulerkan oleh Kikan Namara.
Awal diputarkan lagu, para siswa masih merasa asing dengan lagu itu. Untuk mengikuti lirik dan tempo lagunya pun siswa masih kesulitan. Namun lambat laun setelah diputarkan beberapa kali siswa terbiasa dan bisa mengikuti lagunya sedikit demi sedikit.
Menurut Prima Ari Rosyida, anak-anak masih kelas I jadi materi yang akan disampaikan tidak terlau berat. “Pembelajaran di kelas juga kami buat enjoy, happy, anak-anak diajak menyanyi, agar mereka merasa nyaman di sekolah,” ungkapnya.
Kemudian siswa menerima materi pengenalan kebudayaan Kabupaten Gresik seusai pembelajaran Quran Learning dan istirahat. Siswa diajak menonton video tentang makanan khas, kesenian tradisional, dan wisata yang ada di Gresik.
Dari tayangan video tersebut siswa mendapat pengetahuan dan wawasan baru yang tidak di dapat di pelajaran intrakurikuler. Setelah diputarkan video, siswa bersama dengan gurunya mulai sesi tanya jawab.
“Apa saja makanan yang ada di Gresik?” tanya Ustadzah Prima.
Begitu antusiasnya, serentak 22 siswa kelas I Tulip mengangkat tangan. Setelah ditunjuk mereka baru boleh menjawab.
“Nasi krawu,” ujar Halwa Rafani Alviya.
“Jubung ustadzah,” jawab Azfar Bagaskoro.
“Otak-otak bandeng,” kata Azalea Khaliqa Syahrul.
Siswa yang lainpun tak mau kalah, ikut juga menjawab pertanyaan. Selanjutnya siswa mengerjakan worksheet seputar kekhasan Gresik. Hari pertama P5 ditutup dengan menyanyi lagu Pelajar Pancasila dan refleksi.
Hari Kedua Mencicipi Jajan
Di hari kedua P5, Selasa (11/10/2022), siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Di kelas I Melati dan I Tulip masing-masing ada tiga kelompok, sedangkan kelas I Sakura 4 kelompok. Nama kelompoknya diambil dari budaya Gresik, yakni Damar Kurung, Pudak, dan Pencak Macan. Mereka juga membuat yel-yel kelompok.
Jika di hari pertama P5, siswa hanya menonton video, di hari kedua ini siswa diajak untuk mencicipi makanan dan jajanan khas Gresik. Yakni nasi krawu, otak-otak bandeng, bubur rumo, ayas, jubung, dan pudak.
Setelah jam istirahat pukul 09.30, seluruh siswa kelas I berkumpul di kelas I Tulip. Terlihat meja berjajar, di atasnya sudah tersaji rapi hidangan khas Gresik.
Fitri Musrofihah SPd memberikan pengarahan singkat. “Nanti saat mengambil makanan akan dipanggil sesuai kelompoknya, berbaris antre dan tertib. Nah, setiap anak ambil makanan secukupnya dan harus dihabiskan ya,” tutur Wali Kelas I Sakura.
Usai mengambil makanan dengan tertib, para siswa kembali ke tempat duduknya dan menikmati hidangan khas Gresik tersebut. Mereka bisa menambah makanan lagi dengan catatan makanan pertama dihabiskan terlebih dahulu.
“Ustadzah aku suka otak-otak bandeng, aku mau nambah lagi”, celetuk Javier Iqbal Al Farrabi, siswa kelas I Melati.
Bergegas ia kembali mengantre ke barisan. Ternyata banyak siswa lain yang ingin menambah makanan khas Gresik seperti Javier. Ada yang suka dan tidak suka. Ada yang baru pertama kali mencoba, ada juga yang sudah pernah. Banyak siswa yang mengutarakan pendapatnya tentang makanan tersebut.
Kegiatan hari kedua P5 ditutup dengan bermain puzzle. Setiap siswa diberi puzzle, lalu disusun dan ditempel pada kertas yang sudah disediakan. Dari puzzle tersebut terbentuklah sebuah gambar utuh mengenai kebudayaan Gresik. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni