Mengunjungi Kota Bursa, Ibukota Pertama Kesultanan Turki Usmani; Catatan perjalanan oleh Biyanto, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
PWMU.CO – Kota Bursa tergolong daerah kuno dan sangat bersejarah bagi Kesultanan Turki Utsmani. Seperti diketahui, Kesultanan Turki Utsmani pernah menguasai hampir sepertiga belahan dunia. Daratan Eropa, Afrika, dan Asia pernah menjadi daerah taklukan Turki Utsmani. Hanya benua Amerika yang belum terjamah kekuasaan Turki Utsmani. Dari berbagai sumber sejarah dikatakan bahwa Kota Bursa merupakan ibukota pertama kekaisaran Turki Utsmani.
Ada juga sumber yang menyatakan bahwa sebelum Kota Bursa, ibukota dinasti Turki Utsmani adalah Sogut. Ibukota Turki Utsmani kemudian pindah ke Adrianopel. Pada akhirnya, dinasti Turki Utsmani menetapkan Konstantinopel sebagi ibukota. Nama Konstantinopel -ibu kota Byzantium- kemudian berubah menjadi Istanbul. Wilayah Konstantinopel pada mulanya merupakan bagian dari kekuasaan Kekaisaran Romawi atau Byzantium. Setelah Kaisar Mahmud II mampu menaklukkan Konstantinopel pada 1453, maka sejak itu pula bentuk kekaisaran berubah menjadi kesultanan.
Bursa merupakan kota yang terletak di Turki bagian barat. Kota Bursa dikelilingi oleh Balikesir di sebelah barat, Izmit, Yalova dan Istanbul di bagian utara, Bilecik dan Adapazari di bagian timur serta Eskisehir dan Kutahya di bagian Selatan. Penduduk kota Bursa berjumlah sekitar 3.200.000 jiwa (data 2022).
Bursa merupakan kota terbesar keempat di Turki setelah Istanbul, Ankara, dan Izmir. Luas Kota Bursa mencapai 11.034 m2. Pada era Turki modern sekarang ini, Bursa menjadi kota terus berkembang. Bahkan, Bursa sukses meraih penghargaan sebagai kota paling layak huni ke-12 di dunia.
Jejak Peradaban
Di antara jejak peradaban Islam masa lalu yang tetap terjaga di Kota Bursa adalah Masjid Agung Bursa. Nama lain masjid ini adalah Masjid Hijau (Green Mosque). Masjid ini menjadi destinasi utama tidak boleh dilewatkan begitu saja tatkala kita mengunjungi kota tua ini. Masjid Agung Bursa merupakan satu dari tiga masjid yang terkenal di Kota Bursa. Dua masjid lainnya adalah Masjid Alaaddin Bey dan Masjid Orhan Gazi.
Meski begitu, Masjid Agung Bursa tetap istimewa. Masyarakat menyebutnya Masjid Ulu Jami. Masjid ini tergolong yang terbesar di Bursa dan merupakan landmark dari arsitektur Turki Usmani awal yang menggunakan banyak elemen dari arsitektur Seljuk. Masjid ini terletak di pusat kota tua Bursa di Ataturk Boulevard (Republika, 18/11/2019).
Masjid bergaya Seljuk yang sudah dibangun sejak akhir abad ke-14 ini memiliki arsitektur menawan. Letaknya yang berada di kawasan pasar wisata Bursa menjadikan masjid ini selalu ramai dipenuhi pengunjung, baik untuk beribadah ataupun sekedar mengagumi keindahannya. Masjid ini cukup populer karena memiliki 20 kubah yang bercahaya ketika malam hari tiba.
Selain Masjid Hijau, di kompleks ini juga ada Makam Hijau. Makam Hijau merupakan tempat pemakaman keluarga dinasti Turki Utsmani dan para abdi dalemnya. Begitu banyak situs bersejarah yang ada di kompleks Masjid Hijau, hingga kota tua ini termasuk dalam Daftar Warisan Dunia Unesco. Kompleks ini menjadi salah satu komponen dari Situs Warisan Dunia “Bursa dan Cumalıkızık: Kelahiran Kekaisaran Ottoman” pada tahun 2014 (Rayhaber, 14/10/2022).
]Mengunjungi Kota Bursa
Rombongan Rihlah Peradaban PWM Jatim beruntung bisa mengunjungi Kota Bursa pada Kamis (13/10/2022). Dengan mengendarai bus, perjalanan dari Istanbul ke Bursa ditempuh selama sekitar 3 jam. Kami sangat menikmati perjalanan ini.
Di tengah perjalanan bus, secara bergantian Dr Syamsudin dan Prof Achmad Jainuri menyampaikan kesan-kesan penting dalam Rihlah Perdaban di Turki. Hingga tanpa terasa, rombongan sampai di Masjid Hijau Kota Bursa. Rombongan sempat shalat jamak qashar Duhur dan Ashar. Setelah puas melihat jejak peradaban di kompleks Masjid Hijau (Grand Mosque) dan Makam Hijau, rombongan kembali ke Hotel Parkinn by Radisson, Istanbul.
Esok harinya, Jumat pagi (14/10), rombongan Rihlah Peradaban bergerak ke Madrid. Dari bandara internasional Sabiha Gokcen Istanbul, rombongan menuju bandara internasional Adolfo Suares Barajas Madrid. Perjalanan udara dengan maskapai Pegasus itu ditempuh selama kurang lebih 3,5 jam. Rombongan akhirnya sampai di Madrid pada sore hari dengan selamat. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni